Hi Jeon : bagian 12

445 71 9
                                    

Tidur cukup lama diatas sofa rasanya membuat tubuh jihyo jadi pegal, setelah kepergian jungkook gadis itu memutuskan untuk terlelap guna membuat dirinya tak melanggar perintah dari sang tuan untuk meninggalkan penthouse. Jihyo mengusap tengkuknya yang terasa sakit sambil berjalan ke arah dapur guna mengambil air untuk tenggorokannya yang kering.

Ia membuka kulkas lalu meraih sebotol air dingin serta buah apel untuk mengganjal perutnya yang mulai bergemuruh minta diberi makan. Jihyo duduk diruang tengah menikmati apa yang diambilnya dari dapur, penthouse sangat sunyi membuat ia yakin bahwa sang pemilik kediaman belum kembali dari urusannya diluar sana.

"Sudah bangun?"

Jihyo menoleh kala suara itu hampir membuatnya serangan jantung, jungkook bersuara tepat ditelinganya.

Pria itu ikut mendudukkan diri di samping jihyo yang terlihat masih terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba apalagi langsung berbisik.

"Lima jam" Ucapnya yang berhasil membuat raut wajah gadis itu berubah bingung.

"Apa? "

"Kau tidur selama lima jam". Jungkook meraih botol air di atas meja lalu meneguknya tanpa berniat memutus pandang.

"Pantas saja tubuhmu sangat kurus, rupanya kau sering melewatkan jam makan karena kebiasaan tidurmu yang sangat lama". Lanjutnya setelah meletakkan botol itu kembali diatas meja, terlihat air didalamnya tinggal setengah.

"Jangan mengurusi kebiasaanku tuan jeon, aku suka dengan tubuhku yang kurus". Jawab jihyo mulai kesal.

"Tapi aku tak suka jika calon ibu dari
anakku memiliki tubuh yang kurus, akan ku ubah kebiasaanmu jihyo".

Lagi-lagi jihyo harus menggunakan otaknya yang kecil untuk mencerna maksud dari ucapan jungkook yang sangat ambigu.

"Tidak perlu repot-repot tuan jeon, banyak wanita diluar sana yang ingin mengandung anakmu. Kau bisa memilih diantara mereka, jangan aku".

Jungkook tertawa hambar. Perkataan jihyo terdengar sangat lucu namun juga sangat melukai.

"Sayangnya aku sudah memilihmu untuk menjadi ibu dari anak-anakku. Hanya kau jihyo tak ada yang lain" Tak ada sedikitpun kebohongan yang mampu jihyo temukan di mata jungkook, bahkan jika ia terus menyelaminya semakin dalam hanya ada keseriusan yang terpancar disana.

"Aku tak ingin menikah denganmu tuan jeon, cari wanita lain saja" Penolakan gadis itu sama sekali tak berarti untuk jungkook, keputusannya sudah bulat.

"Hanya kau yang ingin aku nikahi jihyo, hanya kau!, tanamkan itu dalam kepalamu yang pintar itu" Ucap jungkook menunjuk kepalanya sendiri, bermaksud mengejek jihyo yang sudah tersulut emosi.

Kedua tangan gadis itu sudah mengepal kuat, bahkan darahnya sudah mendidih sampai ke ubun-ubun. Rasanya ia ingin melayangkan sebuah pukulan di wajah penuh percaya diri dari jeon jungkook, seorang pria aneh yang sudah kehilangan akal sampai ingin menikahi pembantunya sendiri.

"Katakan...apa kau terobsesi padaku tuan jeon? " Tanya jihyo terdengar meremehkan.

Dia tak menjawab namun tubuhnya semakin mendekat kearah jihyo, bahkan semakin mengikis jarah wajah diantara mereka. Jungkook memegang pundak jihyo membuat gadis park itu sedikit terkejut dan langsung mengalihkan pandang kearah lain, tak ingin menatapnya.

"Ya jihyo, aku terobsesi padamu sampai rasanya aku ingin mengurungmu didalam kamarku. Menikmati setiap inci kulitmu dengan tangan dan lidahku, menghabiskan setiap waktu diiringi dengan gerakan serta desahanmu. Itu adalah devaju untukku park jihyo" Bisik jungkook menggigit bibir bawahnya sensual.

Hi Jeon : You SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang