HI JEON : 01

216 35 23
                                    

Seperti biasa makan malam dikediaman jeon hanya diisi oleh celotehan yuna yang seperti anak burung yang berkicau dihadapan orang dewasa yang diam memperhatikannya dengan bibir yang melengkung menanggapi. Gadis kecil jeon berbicara panjang lebar mengenai apa yang ia alami seharian ini, jihyo sangat bersyukur akan yuna yang cerewet dimeja makan sebab dirinya akan merasa canggung jika jungkook dan yera terus memperhatikannya dengan mulut yang terkunci rapat.

Yuna juga menjadi pemecah keheningan ketiga orang itu kala mulai terbuai dengan pikiran masing-masing, buktinya seperti sekarang yuna berhasil membuat jungkook bersuara atas pertanyaan yang bocah itu layangkan.

"Appa kenapa yuna tidak punya tongkat ajaib seperti milik minji?" Jungkook berpura-pura berpikir kemudian menatap putrinya dengan jawaban yang membuat yuna bersorak ingin.

"Mungkin karena kita belum membelinya".

" Appa belikan yuna tongkat ajaib ". Pinta anak itu bersemangat, tak sabar ingin memiliki tongkat ajaib seperti toko kartun favoritnya.

" Iya nanti akan appa belikan ". Jungkook sepertinya sangat tau bagaimana cara menyenangkan yuna, buktinya saja gadis kecil itu sudah bersorak senang akan permintaannya yang dikabulkan oleh sang ayah.

Jihyo hanya menggelengkan kepala tak habis pikir dengan jungkook yang sering menghabiskan uang demi memanjakan yuna. Ia hanya tidak ingin setelah besar nanti yuna jadi anak yang boros dan membangkang jika kemauannya sudah tidak dituruti. Suaminya terlalu menyayangi putrinya sampai tidak memikirkan kemandirian yuna dimasa depan nanti.

Tapi berbeda dengan yera, gadis itu selalu mendukung sifat jungkook yang tidak pernah keras pada yuna. Malah yera lah yang selalu memperkenalkan barang baru pada yuna hingga anaknya itu akan merengek pada sang ayah untuk dibelikan mainan baru.

Bahkan jihyo tidak tau harus menyimpan dimana mainan yuna yang sudah menggunung, keranjang minggu lalu bahkan sudah penuh dengan koleksi masak-masakan. Dan sekarang yuna sudah ingin mulai membeli mainan lagi, Jihyo jadi bertanya pada dirinya sendiri, kapan yuna akan berhenti membeli mainan terlebih itu adalah mainan dengan harga yang mahal.

Terlihat si kecil jeon sudah menghabiskan makan malamnya, yuna menatap sang ibu dengan tangan yang mengelus mata.

"Eomma yuna mau tidur. Tapi bacakan dongeng". Minta yuna yang mulai menguap karena tidak tahan rasa kantuk.

"Iya akan eomma bacakan". Jihyo berdiri setelah merampungkan makan malamnya siap membawa buah hatinya ke kamar tapi suara jungkook lebih dulu menghentikannya dan membuat jihyo pasrah akan jungkook yang ingin membawa putrinya.

" Biar aku saja ". Ucap jungkook.

Pria jeon menggendong yuna meninggalkan meja makan hingga menyisakan kedua wanita berbeda marga itu saling menatap canggung. Mereka membereskan meja makan bersama tanpa adanya suara sapaan atau saling membantu lainnya. Yera sesekali melirik jihyo yang mana dibalas sikap dingin oleh si wanita park, bisa dibilang jihyo selalu mengabaikannya sampai yera bisa menghitung jari berapa banyak jihyo mengajaknya berbicara selama tujuh tahun ini.

Tapi mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk saling mengakrabkan diri. Dengan hati-hati yera membuka suara guna membuat jihyo mengerti akan niat baiknya yang ingin berteman.

"Jihyo".

Jihyo menoleh dan yera tersenyum kecil.

"Apa kau suka berbelanja?". Tanyanya yang tidak mendapat respon berlebih oleh wanita berwajah datar itu.

" Tidak ".

" Mau menemaniku berbelanja besok?, jungkook memintaku mencar_".

"Maaf yera aku lebih suka tinggal dirumah, kau cari orang lain saja untuk menemanimu". Begitu selanya menolak.

Hi Jeon : You SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang