Hari telah berganti tapi jihyo masih terlelap di ranjang empuk milik jungkook, rasanya sangat nyaman sampai kedua matanya tak ingin terbuka. Bantal guling di dekapannya memberi aroma yang menenangkan, bukan bau parfum atau semacamnya namun itu adalah bau khas sang pemilik kamar, aroma tubuh jeon jungkook.
Rasanya semua barang dikamar itu berbau seperti jungkook bahkan setiap udara yang jihyo hirup tercium seperti jungkook. Benar- benar luar biasa, mungkin saja kini tubuhnya juga sudah berbau sama seperti pria jeon itu.
"Aku bisa gila" Gumamnya dengan wajah yang semakin terbenam ke bantal.
Namun kepala jihyo langsung menoleh saat mendengar suara pintu tertutup, jungkook baru saja keluar dari kamar mandi, pria itu hanya menggunakan handuk untuk melilit pinggangnya dan membiarkan bagian tubuh atasnya terekspos sempurna.
Jihyo menelan air liurnya susah payah melihat bagaimana kekarnya lengan serta otot perut jungkook yang terbentuk sempurna, pria itu terlihat tiga kali lipat semakin perkasa dan seksi dari biasanya.
"Kau sudah bangun?".
"Hmmm... "Jawab jihyo sambil memperbaiki posisi duduknya ditepi ranjang.
"Apa kau bermimpi indah? " Tanya jungkook lagi yang kali ini dijawab anggukan kepala oleh jihyo.
Pria itu membuka lemari pakaian lalu mengambil kaos putih dan memakainya tanpa merasa terganggu dengan tatapan menusuk dari jihyo yang berada diujung sana. Jungkook kembali meraih celana pendek rumahan berwana lebih gelap tapi sebelum memakainya ia berbalik kearah jihyo dan mendapati gadis itu sudah membelakanginya dengan tangan yang saling meremas satu sama lain. Jungkook tersenyum akan hal itu.
"Apa kau biasa mengeringkan rambut?".
Kening jihyo berkerut bingung.
"Iya, aku biasa mengeringkan rambutku saat basah".
"Baguslah kalau begitu"
Debaran jantung jihyo semakin cepat saat jungkook mendekat kearahnya dengan raut wajah yang sulit diartikan, pria itu menyodorkan handuk kecil yang jihyo yakini adalah handuk yang digunakan jungkook untuk melilit pinggangnya beberapa menit lalu.
"Keringkan rambutku".
" Apa? "
Jungkook duduk di karpet dengan kaki jenjang jihyo menjuntai diantara tubuhnya.
"Keringkan rambutku, kau pandai bukan? ".
"Aku tidak pernah mengeringkan rambut seseorang sebelumnya, aku..aku ti.. "
"Tak masalah, aku yang pertama. Jadi lakukanlah".
Cukup lama jihyo terdiam menatap rambut jungkook yang mulai menetes hingga ke baju sampai akhirnya ia meraih handuk kecil di atas kasur, mengeringkan surai hitam legam jungkook sama seperti yang biasa ia lakukan saat mengeringkan rambutnya sendiri.
"Kau tidak pergi bekerja?" Tanya jihyo guna menutupi kegugupannya.
"Tidak".
" Kenapa? "
"Karena ada kau di penthouse ku".
Tangan jihyo berhenti mengusap rambut jungkook yang sudah setengah kering.
"Jadi maksudmu aku menganggu pekerjaanmu? "
"Tidak" Jawab jungkook yang masih menunduk sambil memejamkan mata.
"Setelah rambutmu kering aku akan segera pulang"
"Apa kau tak ingin sarapan? ".
Lagi-lagi kening jihyo berkerut bingung, apa-apaan pertanyaan jungkook ini?. Pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Jeon : You Secret
Short StoryJihyo yang merasa tidak beruntung dalam hidupnya malah bertemu dengan jungkook yang penuh dengan rahasia. Entah itu bisa disebut sebagai permohonan yang di jaba atau memang takdir hidupnya yang penuh kejutan, yang pasti jihyo hanya tau satu hal yait...