Hi Jeon : bagian 21

281 45 10
                                    

Bahagia. tentu saja siapa yang tidak akan bahagia mendapat kabar akan menjadi seorang ayah, ini bahkan melebihi mendapat keuntungan dari tiga perusahaan sekaligus. Senyum tercetak jelas dibibir jungkook membuat para karyawan yang berpapasan dengannya ikut merasa senang, langit mendung pun rasanya cerah jika mengingat kembali perkataan jihyo tadi malam.

Perasaan seperti ini sudah sangat lama tak pernah ia rasakan mungkin terakhir kali saat perusahaan kebanggaannya ini diresmikan dan mendapat reputasi tertinggi di korea, tak ada yang bisa melunturkan sudut bibir jungkook untuk terus tertarik sampai dering dari ponsel yang dibawanya tanpa sepengetahuan pemiliknya itu berbunyi. Tertera nomor baru dilayar, ia sempat mengernyit lalu mematikannya kemudian, tapi belum juga selang semenit benda canggih itu kembali berbunyi namun kali ini nama kim taehyung yang menghiasi layar, jungkook mendengus marah lalu mematikannya.

Ini masih pagi tapi berani-beraninya si kim menghubungi jihyo, calon istrinya. Lihat saja jika bertemu nanti ia akan memberi pelajaran pada taehyung sampai pria itu tak berani lagi mengganggu tunangannya. Kening jungkook berkerut, apa mungkin ini ada hubungannya dengan ancaman taehyung kemarin?.

"Tidak-tidak" Buru-buru jungkook menggeleng menepis hal buruk yang sempat mampir dibenaknya. Tapi jika itu benar berarti tindakannya membawa ponsel jihyo benar, taehyung pasti akan menelpon atau mengirim pesan untuk menghasut calon istrinya dengan perkataan omong kosong. Pria kim itu rupanya sudah mulai bertindak, jungkook tak akan tinggal diam ia harus segera menjauhkan jihyo dari apapun yang berkaitan dengan kim bersepupu.

Tiba di ruangan miliknya jungkook langsung menjatuhkan bokong pada kursi kebanggan yang sudah membantunya mendapat kuasa dan rasa hormat dari orang-orang yang memujanya bak raja. Wajah tampan dengan perawakan tubuh yang sempurna menjadikannya di digandrungi oleh para wanita muda maupun yang sudah tua, pesona yang ia miliki memang tidak main-main bahkan putri dari keluarga pemasok narkoba terbesar di negara ini pun berlutut hanya untuk dinikahi olehnya, benar-benar gila bukan dirinya ini?.

Jungkook kembali tersadar saat joy mengetuk pintu dari luar, tak lama kemudian gadis dengan heels tinggi itu masuk dengan tumpukan map dikedua tangan. Sempat tertegun sesaat jungkook kemudian mengangguk mengerti.

"Letakkan saja di meja dan juga beri tahu kantor cabang untuk segera mengadakan rapat setelah aku mempelajari semua berkas ini"

Joy mengangguk mengerti " Baik tuan jeon".

Hening sesaat sampai joy kembali bersuara "Maaf tuan jeon, apa anda lupa dengan hari ini? ".

Sebelah alis jungkook terangkat tak mengerti" Lupa?".

"Bukankah hari ini tuan dan nona jihyo akan ke butik mengukur gaun pernikahan".

Seketika jungkook menepuk jidatnya.
"Bagaimana aku bisa lupa"

Sekertaris itu terkekeh lucu dengan sikap pelupa dari bosnya.

"Lebih baik tuan segera pergi, berkas ini bisa tuan pelajari lain kali".

"Begini saja aku akan menyuruh hanbin untuk datang, nanti berikan berkas ini padanya dan juga hadiah yang waktu itu ku minta"

"Baik tuan jeon".

"Kalau begitu aku pergi"

Hampir saja jungkook lupa hal sepenting ini, untung saja joy bersenang hati mengingatkannya jika tidak jihyo pasti akan marah. Masih baik jika diteriaki tapi jika sudah didiami sungguh jungkook tak akan bisa menerimanya, lebih baik diceramahi sepanjang hari dari pada tak dipedulikan seperti angin.

Saat melewati lobi beberapa karyawan berbungkuk hormat dan memberi senyum ramah pada jungkook, tak sedikit pula pekerja wanita yang menebar pesona kearahnya meskipun mereka sudah tau bahwa atasannya tersebut sudah punya calon istri dan sebentar lagi akan menikah.

Hi Jeon : You SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang