Mobil pengangkut barang memasuki kawasan perumahan Blue Hours yang terlihat sepi. Di komplek ini hanya terdapat 28 rumah dan Taehyun membeli rumah ke dua paling ujung yang dekat dengan hutan buatan.
Para pegawai kargo itu turun setelah sampai di depan rumah bertingkat dua yang minimalis dan langsung disambut oleh Taehyun yang sudah sampai lebih dulu di sana. Mereka mulai menurunkan semua barang bawaan Taehyun dan menaruhnya di ruang tengah. Sementara itu Taehyun masih betah menatap rumahnya di luar, tersenyum senang karena berhasil membeli rumah bergaya eropa itu.
Saat tengah asik memandangi rumahnya, seorang pegawai kargo itu menghadap dan bertanya sambil menunjuk ke arah rekannya yang tengah menurunkan piano minimalis."Pak, piano ini ditaruh dimana?"
Taehyun lantas memandu, dia berjalan lebih dulu dan menyuruh mereka untuk menyimpan piano itu di sudut ruangan dekat jendela.
Setelah semua barangnya sudah diturunkan, mobil itu melaju pergi meninggalkan kawasan pemukiman itu. Meninggalkan Taehyun dengan seluruh barang pindahannya.
Taehyun berkacak pinggang saat melihat tumpukan kardus-kardus. Menghela nafas dan memulai membereskan semuanya.
Semua ditata rapih olehnya sendiri. Sebenarnya orang tuanya menawarkan dia untuk mengambil pembantu di rumah untuk membantu beres-beres, tapi dia menolak. Taehyun tak ingin merepotkan. Selama dia bisa sendiri maka dia tak butuh bantuan orang lain.
"Baiklah mari kita mulai menata kamar lebih dulu."
Taehyun mulai mencari-cari kardus bernama baju-baju dan buku-buku. Dia membawa dua kardus itu naik ke lantas atas dan mulai memilih kamarnya sendiri. Taehyun beruntung, dia membeli rumah ini beserta isi perabotannya jadi dia kini hanya beres-beres barang-barang yang dirasa kurang. Seperti kasur, piring-piring dan Televisi.
Setelah kamarnya beres, Taehyun kembali ke lantai bawah membereskan dapur, ruang tengah dan segala rupanya. Sampai tak terasa hari sudah mulai senja, Taehyun meregangkan tubuhnya yang dirasa kaku. Dia berjalan ke arah kulkas, mengambil sebotol air minum dan menenggaknya sampai habis.
"Wahh benar-benar melelahkan." gumamnya. Badannya sudah penuh dengan keringat tapi Taehyun tak berniat langsung mandi, dia mendinginkan dulu tubuhnya di halaman depan rumah sambil menikmati sore hari di kawasan baru.
Saat sibuk memandangi halaman sekitar, seseorang berpakaian hitam tiba-tiba lewat. Dia memakai masker, hoodie, celana levis panjang dengan sepatu vans. Melewat tanpa bilang apapun ataupun melirik ke arah Taehyun. Langkahnya terlihat terburu-buru, dia masuk ke kawasan rumah nomor 28 dan masuk ke dalam rumahnya cepat.
Taehyun yang melihat orang itu hanya menatap aneh, kemudian berlalu begitu saja. Dia tak ingin ambil pusing, barangkali orang itu memang tengah terburu-buru sampai tak menyadari keberadaannya.
"Mungkin nanti aku akan berkunjung sebagai tetangga baru."
****
Setelah membersihkan diri, Taehyun pergi dengan motornya menuju mini market terdekat untuk membeli beberapa keperluan kemudian nongkrong di kedai tepi jalan untuk mengisi perut. Dia juga tak lupa membelikan buah tangan untuk tetangga barunya di nomor 28.
Taehyun sebenarnya agak merasa aneh dengan perumahan Blue Hours itu. Perumahan itu hanya terisi sampai rumah ke 15, untuk 16 sampai 26 kosong begitu saja. Entah karena letaknya yang kurang strategis atau tarifnya yang mahal Taehyun juga tak tau. Dia juga membeli rumah nomor 27 itu lewat pemilik lama, dan pemilik sebelumnya hanya menceritakan kalau dia pindah dari sana karena keluarganya memutuskan untuk pindah ke luar kota. Pemilik sebelumnya juga bilang kalau rumah yang Taehyun beli itu sudah kosong selama 5 tahun.
Tapi Taehyun tak peduli karena saat dia survey rumah itu tampak baik-baik saja, tak ada kerusakan yang parah, bangunannya masih kokoh atapnya juga tidak bocor. Taehyun malah merasa beruntung. Dia membeli rumah bertingkat dua dengan seluruh perabotan di dalamnya dengan harga yang cukup murah dan nilai plusnya lagi rumahnya itu dekat dengan kampusnya.
Setelah membayar makanan, Taehyun kembali ke rumah. Dia masuk lebih dulu untuk menyimpan belanjaan dan langsung mengetuk pintu rumah tetangganya.
"Permisi." ucap Taehyun sambil membunyikan bel. Namun tak ada jawaban sama sekali.
Taehyun kembali membunyikan bel lagi dan tetap sama. Tak ada seorang pun yang keluar dan menyapanya.
Taehyun menghela nafasnya, dia berfikir mungkin orang yang ada di rumah itu sudah tidur atau tengah pergi keluar. Taehyun memilih untuk kembali ke rumah sambil membawa kembali buah tangannya.
Apa aku tak sopan bertamu malam-malam?
Taehyun jadi merutuki kebodohannya saat sadar. Bisa-bisanya dia mengetuk pintu rumah orang di malam hari, bertamu malam-malam itu sangat tidak sopan.
"Besok kalau ketemu aku kasih lagi deh sekalian minta maaf." monolog Taehyun. Dia memasukan buah tangan yang dia beli untuk tetangganya itu ke dalam kulkas kemudian naik ke atas.
Taehyun masuk ke dalam kamar, membuka jaketnya kemudian merebahkan diri di kasur, menatap langit-langit kamar dengan nyalang kemudian menghadap ke sebelah kiri. Taehyun menghela nafas saat melihat tirai tipisnya menari-nari tersapu angin malam, dia beranjak dan mendekat hendak menutup jendela. Tapi saat dia sudah tiba di sana, matanya tertuju pada anak laki-laki manis yang tengah memakai bandana berbentuk beruang. Tangan kecilnya tengah menggerak-gerakan bonekanya dengan bibir yang mengerucut lucu.
Taehyun baru tau kalau tetangganya memiliki anak kecil juga. Taehyun tersenyum memandang anak laki-laki itu dan si anak yang merasa di perhatikan lantas melirik ke luar jendela. Dia menggoyang-goyangkan tangannya sambil tersenyum manis seakan ingin berkenalan.
Taehyun jadi gugup, dia tak tau harus bicara apa saat anak laki-laki itu membuka jendela.
"Emm.. nama adik siapa?" tanya Taehyun.
"Bamu... hyungi namanya siapa?" tanya anak laki-laki itu.
"Namaku Taehyun, aku tetangga baru. Salam kenal ya." ucap Taehyun ramah, dia agak gemas pada Bamu.
"Eung.. hyungi kenapa belum bobo eoh?" tanya Bamu.
Taehyun malah terkekeh, anak laki-laki tetangganya itu sangat menggemaskan saat bicara dengan nada seperti itu.
"Harusnya hyung yang tanya, adek kenapa belum tidur? Sekarang udah malem loh."
Bamu mengulum senyum, "Bamu belum mengantuk hyuungiee.." ucap Bamu manja.
"Hyungi mau main sama Bamu?" ajaknya tiba-tiba.
Taehyun sedikit terkaget, tapi dia mencoba untuk maklum. Mungkin Bamu ini tipe anak yang hyperaktif sampai mengajaknya main di saat larut malam begini.
Tiba-tiba Taehyun teringat dengan buah tangannya.
"Bamu... tadi hyung ke rumah untuk ngaisih bingkisan. Di rumahmu tak ada orang ya?"
Tak!
Suara benda jatuh terdengar jelas, Bamu mengalihkan pandangannya ke dalam kamar. Raut wajahnya terlihat ketakutan, setelah itu tanpa berkata apapun Bamu menutup jendela buru-buru dan mematikan lampunya.
Taehyun dibuat bingung, dia masih belum bisa mencerna apa yang tengah terjadi.
Mungkin Bamu takut dimarahi orang rumah karena belum tidur. Pikirnya.
Tbc :v
Ga voment saya enyahkan dari book ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
4Face MPD | Taegyu
FanfictionTaehyun hanya mahasiswa jurusan pisikologi yang tengah sibuk-sibuknya. Karena jarak rumah ke kampusnya cukup jauh jadi dia memutuskan untuk membeli rumah di komplek yang ada di belakang kampus. Tapi pilihannya itu ternyata malah membawanya pada sesu...