"Manipulasi adalah pengaruh sosial yang bertujuan untuk mengubah tindakan atau kepercayaan seseorang melalui paksaan emosional. Manipulasi emosional sudah lazim dalam interaksi manusia dalam sebuah hubungan. Cukup sering kita melakukan hal-hal yang kita lakukan oleh orang yang kita junjung tinggi tanpa menyadari bahwa kita sedang dimanipulasi oleh mereka.
Contoh nyatanya seperti : Perusahaan menggunakan manipulasi untuk membuat kita membeli produk tertentu, selebriti menggunakannya untuk mempertahankan pengikutnya.
Orang-orang yang memanipulasi ini disebut sebagai manipulator dan manipulator paling terkenal dalam sejarah yaitu Adolf Hitler. Kalian mengenalnya?" ucap Namjoon, kini dia tengah menjelaskan di depan kelasnya mengenai manipulasi.
"Pendiri Nazi Jerman?" jawab salah satu diantara muridnya.
Namjoon menoleh, dia tersenyum dan menjentikan jarinya. "Kau benar."
"Adolf Hitler dianggap sebagai salah satu manipulator terbesar dalam sejarah. Setelah jerman kalah dalam perang dunia pertama, jerman tidak ingin ikut perang lagi. Semua orang pada saat itu percaya bahwa itu akan menjadi kebodoh lainnya yang akan menelan biaya jutaan nyawa dan tidak akan memberi imbalan apapun.
Namun perlahan tapi pasti Hitler melalui pidatonya yang briliant dan kecakapan memainkan pertunjukannya mampu membuat orang-orang jerman bergabung. Dia meyakinkan mereka bahwa rencananya akan berhasil dan saat dia mengambil alih cekoslowakia den-o swear, orang-orang jerman mulai percaya. Tapi Hitler sebelumnya memanipulasi mereka lewat semua radio di seluruh jerman, dia mengatakan bahwa mereka tidak kalah dalam perang dunia pertama tapi sebenarnya mereka hanya ditipu untuk menyerah.
Dia menyalahkan kekalahan itu pada orang yahudi dan mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas kondisi yang mereka derita sekarang setelah perang. Dia meyakinkan sebagian besar penduduk jerman bahwa orang yahudi itu jahat dan akhirnya jerman mendukung gerakannnya." jelas Namjoon, semua murid dikelasnya memperhatikan dengan seksama, tak ada yang bicara sedikitpun. Mereka murni memperhatikan dan menyerap informasi yang diberikan dosennya.
Taehyun tak pernah meragukan dosen killernya itu. Namjoon selalu berhasil menarik atensi seluruh murid hanya dengan pembahasan yang dibukanya. Dia selalu memberikan pembelajaran yang menarik.
"Nazi jerman mampu memanipulasi warganya secara emosional berkat filosofi totaliter semuanya tercakup mulai dari seni hingga musik, ekonomi, pendidikan, olahraga, tempat kerja bahkan disekolah. Siswa siswi diajarkan propaganda Nazi sehingga mereka menjadi perajurit paling setia di militer.
Hanya dengan satu percakapan dan orang akan patuh kepadanya dengan mutlak. Manipulasi bisa membuat siapa saja merasa senang dan penuh harapan atau merasakan intimidasi, ketakutan dan keputusasaan yang luar biasa hanya dengan kehadiran seorang manipulator." Namjoon menatap para muridnya, dia tersenyum penuh arti. "Seram bukan?"
Semua mengangguk, mereka setuju kalau Namjoon seram terlebih lagi dia akan sangat seram setelah memberi tugas. Soobin terus saja berdoa dalam hati agar dosen killernya itu tidak memberikan tugas padanya. Tapi sepertinya doanya tak terkabul setelah Namjoon menulis sesuatu di papan tulis.
"Aku tugaskan kalian untuk menonton anime monster tahun 2004 dan buat laporan tentang itu dan dikumpulkan minggu depan!" finalnya, dia membereskan bukunya begitu saja kemudian pergi. Membuat seluruh murid yang ada di kelas itu mendesah sebal.
Taehyun yang melihat Soobin layu begitu hanya terkekeh, dia menepuk-nepuk bahunya. "Cuma nonton anime doang, kamu kan otaku, harusnya semangat denger itu."
Soobin tersenyum paksa, "Iya tapi aku tak suka tontonanku diatur orang lain."
Mereka berdua lantas memasukan buku-bukunya lagi ke dalam tas kemudian pergi dari kelas. Raut wajah Taehyun terlihat lebih berseri hari ini, berbeda dengan raut wajah Soobin yang lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
4Face MPD | Taegyu
FanfictionTaehyun hanya mahasiswa jurusan pisikologi yang tengah sibuk-sibuknya. Karena jarak rumah ke kampusnya cukup jauh jadi dia memutuskan untuk membeli rumah di komplek yang ada di belakang kampus. Tapi pilihannya itu ternyata malah membawanya pada sesu...