Huening kai tersenyum saat mesuk ke dalam gedung bertingkat tinggi bernama Jung Corporation. Menyeringai senang dengan dokumen yang dia bawa. Kai rasa pundi-pundi uang akan mengalir lagi ke kantong nya karena kasus ini. Sebagai deketif yang lebih mementingkan harta dari pada kejujuran, dia senang, senang disuap oleh keluarga Jung untuk menutupi aibnya.
Langkahnya tanpa terasa sudah sampai di meja resepsionis. Dia mengedipkan matanya genit sebelum bicara. "Aku ingin bertemu dengan direktur Jung Jeno. Apa bisa?"
"Mohon maaf sebelumnya, apa bapak sudah memiliki janji temu lebih dulu?"
Kai terkekeh. "Telepon saja atasanmu, bilang kalau detektif kai datang untuk suatu urusan."
Resepsionis itu nampak ragu. Dia terlihat takut dibentak oleh atasannya karena menelepon disaat seperti ini. Jeno itu tipe orang yang tempramental, dia mudah marah bahkan pada hal kecil sekalipun. Laki-laki jung itu bahkan pernah memecat salah satu staff hanya karena dia salah memakai sepatu.
"Cepet telpon!!" ucap Kai, "Ayo!!"
Resepsionis itu didesak, dia menghela nafas sejenak mempersiapkan diri. Setelah itu mulai mengambil gagang telepon dan memijat nomor yang ada disana.
"Ada apa?"
"Begini pak-
Kai merebut gagang telepon itu, dia mulai membicarakan tujuannya.
"Kau masih ingat aku Jeno?" Kai terkekeh, "Aku membawamu bingkisan bagus."
"Sial kai. Cepat kemari!"
Kai tertawa, dia memberikan gagang telepon itu pada resepsionisnya lagi kemudian pergi begitu saja masuk ke dalam lift.
"Pak.." ucap Resepsionis itu takut.
"Aku sudah diijinkan masuk. Kau tak diperlukan lagi." ucap Kai disertai kekehan.
Kai masuk ke dalam lift dan memijit lantai paling atas menuju ruangan direktur. Setelah sampai pada lantai yang dituju, pintu lift terbuka mempersilahkan Kai untuk keluar.
Detektif berpakaian nyentrik itu lantas keluar sembari bersenandung menuju ruangan Jeno yang sudah dia hafal betul letaknya. Kai langsung mengetuk pintu, setelah mendapat sahutan dia langsung masuk ke dalam.
Jeno di dalam sana tengah bersama seorang perempuan, setelah Kai masuk Jeno langsung menyuruh wanita itu pergi.
"Siapa? Simpananmu?"
Jeno tak menggubris pertanyaan Kai, dia sibuk memijat pelipisnya. "Jadi bingkisan apa yang membuatmu datang kemari?"
Kai terkekeh, dia langsung mengambil duduk di sofa yang ada disana. "Wow, kau tak sabaran sekali."
"Ini tentang adikmu Jung."
"Sungchan?"
Kai menggeleng. "Jung Beomgyu."
Nafas Jeno tercekat, dia sudah lama tak mendengar nama itu, bahkan dirinya hampir lupa.
"Jadi apa yang dibuat oleh jalang ayahku itu?" ucap Jeno sarkas.
Kai bangkit dari duduknya, dia mendekat ke arah Jeno kemudian menaruh berkas itu di hadapannya. "Adikmu membunuh lagi. Korbannya Hwang Hyunjin, staff pemasaran perusahaanmu."
"Si sialan itu memang selalu bikin masalah." Jeno mendumel sembari membuka dokumennya, dia membulak-balik halaman dengan kasar.
"Sialan-sialan begitu dia adik kandung mu Jung. Dia masih bagian dari keluarga Jung meski ayahmu mengubah marganya menjadi Choi."
Jeno menghela nafas, "Yah ayahku memang gila sampai mengubah marga Beomgyu menjadi Choi hanya karena ingin menikahinya."
"Untungnya dia mati ditangan jalangnya sendiri." Jeno tertawa sarkas, dari nada bicaranya dia terlihat memiliki dendam dan emosi tersendiri pada dua orang yang dia bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
4Face MPD | Taegyu
FanfictionTaehyun hanya mahasiswa jurusan pisikologi yang tengah sibuk-sibuknya. Karena jarak rumah ke kampusnya cukup jauh jadi dia memutuskan untuk membeli rumah di komplek yang ada di belakang kampus. Tapi pilihannya itu ternyata malah membawanya pada sesu...