Bamu terbangun dari tidurnya, dia merasa seluruh tubuhnya sakit terlebih pada bagian bawahnya. Dia melirik ke arah Taehyun yang masih tertidur, rambutnya berantakan dan Taehyun tak memakai atasan sama sekali.
Bamu merasa tenggorokannya kering, dia tanpa berkata apapun keluar dari selimut kemudian berjalan melewati kaca seukuran tubuhnya yang terletak di sudut ruangan. Bamu berhenti sejenak, dia memperhatikan tubuhnya. Piyama yang terkancing asal, rambut yang berantakan, bibirnya merah seperti orang sariawan dengan leher penuh bercak kemerah-merahan.
"Apa bamu sakit?" ucapnya kemudian menoleh ke arah Taehyun yang masih tidur. "Bokong bamu juga sakit, apa bamu semalam sakit?" ucapnya lucu sambil mengelus-elus bibirnya. Dia kembali melirik ke arah Taehyun lagi.
"Hyungiii..."
Bamu mecolok-colok pipi Taehyun.
"Hyungiiii...."
Taehyun mulai terusik, tapi dia enggan untuk membuka matanya. Bamu cemberut. "Hyungii bamu sakitt.."
Taehyun langsung membuka mata, dia bangun tiba-tiba membuat kepalanya pening sesaat. Taehyun langsung menatap Bamu mengecek keadaannya dengan pindaian mata.
"Bamu?"
Bamu cemberut. "Bamu sakit, tenggorokan bamu sakit, bokong bamu sakit. Sepertinya bamu demam hyungi, leher bamu merah-merah seperti alergi." racaunya, kini Bamu tengah mengadu keadaannya pada Taehyun sambil memeluk boneka beruang miliknya.
Taehyun mendesis, dia salah tingkah dan malu begitu saja. Dia juga bersyukur karena semalaman Bleu yang mendominasi tubuh Beomgyu, tak membiarkan altar ego manapun keluar sesuai kesepakatan mereka. Entah kenapa Taehyun jadi merasa bersalah.
"Eung.. hyungi tidak peduli lagi pada bamu?" tanya Bamu yang sedari diacuhkan.
Taehyun tersenyum, dia menarik lengan Bamu agar duduk di tepi ranjang. Tangannya kini sibuk membenarkan surai Bamu sambil mengecek suhu tubuhnya lewat dahi.
"Bamu meriang? Tapi tubuh bamu tidak panas."
Bamu menggeleng. "Bamu sepertinya alergi hyungii... bamu punya alergi udang. Apa kemarin hyung nya bamu makan udang?"
Taehyun terkekeh, Bamu itu polos sekali. Taehyun tak tega untuk membohonginya, tapi dia juga tak boleh membocorkan tentang pergumulannya semalam. Bisa-bisa Gyu datang dan mencekiknya lagi.
"Hyung tak tau."
Bamu mengerucutkan bibirnya bingung. Taehyun yang melihat itu jadi ingin menciumnya, dia kali ini mulai terbayang kembali dengan lembut dan manisnya bibir itu.
Tidak Taehyun dia anak kecil. Sadar.
"Bamu lapar juga hyungii..." rengeknya.
"Yasudah hyung masak, sekarang Bamu mandi dulu. Nanti kalau sarapannya sudah siap turun ke bawah kita sarapan."
Bamu mengangguk patuh, dia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara itu Taehyun mengambil bajunya dan memakainya kemudian membereskan kekacauan di kamarnya dengan buru-buru. Taehyun mengganti sprai, membuang alat kontrasepsi yang kemarin dipakainya ke tempat sampah. Taehyun juga baru sadar, kemarin Blue memberinya itu tapi dia tak tau kapan Blue membelinya.
Sial kamarnya jadi pengap.
Taehyun membuka jendela, mengganti sprai dengan yang baru, menyiapkan pakaian yang akan Bamu kenakan kemudian pergi ke ruang laundry dengan tangan yang penuh dengan sprai juga selimut.
Taehyun kini bisa bernafas lega meski masih was-was karena dia sudah membuat jejak mencolok yang mungkin akan diketahui oleh altar ego Beomgyu yang lain. Jejak yang tak akan hilang hari ini juga, Taehyun merasa bodoh karena sudah membuat kissmark di leher Beomgyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
4Face MPD | Taegyu
FanfictionTaehyun hanya mahasiswa jurusan pisikologi yang tengah sibuk-sibuknya. Karena jarak rumah ke kampusnya cukup jauh jadi dia memutuskan untuk membeli rumah di komplek yang ada di belakang kampus. Tapi pilihannya itu ternyata malah membawanya pada sesu...