32. Not mine

2.2K 321 212
                                    

"Dokter, pasien nomor 32 kembali membuat ulah lagi. Dia terus berlarian di koridor dan menggangu semua pasien."

Soobin menghela nafas, dia bangkit dari duduknya kemudian pergi untuk melihat kondisi Taehyun. Pasiennya yang gemar membuat ulah karena delusinya yang kian parah.

Arin mengikuti Soobin dari belakang, dia menuntun dokter muda itu menuju ke arah Taehyun mengacau.

"Dia sudah minum obat?"

"Sudah." ucap suster Arin. "Dia kembali memanggil-manggil Beomgyu lagi."

Langkah Soobin terhenti, dia menghela nafas kemudian berlari menuju koridor yang dimaksud oleh Arin. Saat sampai disana dia dapat melihat Taehyun sedang menjambak pasien pengidap kepribadian ganda bernama Jeongin, dia terus menjambak rambutnya begitupun dengan Jeongin.

Para suster disana yang mencoba menghentikan mereka terlihat kewalahan. Soobin yang sudah datang dengan suntikan bius yang ada ditangannya lantas mendekat dan menyuntikan Jeongin dengan cairan itu. Membuat Jeongin tak sadarkan diri dan berakhir tidur.

Soobin menatap wajah Taehyun, dia memandangi matanya yang sembab dan pemuda Kang itu tiba-tiba saja menangis.

"Beomgyu..." ucapnya.

"Dokter katakan pada Beomgyu kalau aku belum mati. Katakan padanya ya.. katakan itu sekarang juga..."

Suster Karina mencoba untuk menenangkan Taehyun, dia memisahkan Taehyun yang kini mulai menganggu Soobin. "Kita pergi ke kamar ya, kita pergi besok Taehyun bisa cari Beomgyu lagi.

Taehyun tak mengindahkan ucapan suster itu, dia kini pergi meninggalkan kerumunan. Berjalan tak tentu arah sambil terus mengumamkan nama Beomgyu.

"Beomgyu..."

"Beomgyu... kau dimana?"

Taehyun disepanjang jalannya terus menggumamkan nama itu. Dia terlihat lingling, langkahnya menjauh tanpa tujuan.

Soobin yang melihat Taehyun seperti itu malah ikut bersedih, dadanya sesak dan matanya mulai berkaca-kaca.

"Dokter kau baik-baik saja?"

Soobin mengangguk, dia tersenyum kemudian mengecek keadaan Jeongin kembali.

"Biarkan dia istirahat, obatnya hanya bekerja selama satu jam. Nanti kalau dia sadar, usahakan dijaga secara ketat. Aku permisi dulu." Soobin pergi begitu saja. Dia butuh untuk menernihkan pikirannya.

Soobin memilih untuk duduk di bangku taman, menikmati pemandangan indah yang ada di rumah sakit jiwa ini. Dia mencoba mengatur nafasnya, rasanya berat, berat untuk bekerja sebagai dokter di sini. Dia harus ekstra sabar dalam menghadapi semua tingkah laku pasiennya.

Terlebih Taehyun. Sudah lima tahun Taehyun dirawat disini dan kondisinya tak pernah membaik. Dia selalu berhayal tentang apa yang tak nyata, mengobrol sendirian dan tertawa-tawa. Pemuda Kang itu juga terkadang menyerang orang secara tiba-tiba membuat rumah sakit jiwa yang dihuni oleh orang sakit ini kian gaduh saja.

Namun dibalik penyakitnya itu, terselip fakta yang berusaha untuk Soobin kubur. Dia secara tak langsung membuat Taehyun semakin sakit, tapi dia juga tak mau untuk menyerahkan apa yang kini dia miliki.

Soobin tak mau menyerahkan Beomgyu. Dia tak mau memberikan tunangannya itu pada Taehyun lagi. Dia tak sanggup, dia tak bisa.

Soobin menjadi sosok yang egois. Dia tau Taehyun membutuhkan Beomgyu tapi dirinya berusaha mati-matian agar Beomgyu tak bertemu dengannya.

Yah, apa yang menjadi delusi Taehyun adalah sesuatu yang nyata dan Soobin bertanggung jawab atas apa yang kini di derita Taehyun setelah kejadian itu.

Soobin kini menangis, dia merutuki dirinya sendiri yang kejam pada Taehyun.

4Face MPD | TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang