Taehyun kembali ke rumah saat hari sudah mulai malam. Dia terlalu asik membaca di perpustakaan kampus karena jawaban dari dosennya belum memuaskan. Dia juga tadi membaca mengenai hukum yang berlaku jika pengidap gangguan mental membunuh seseorang dan jawaban yang ia dapatkan hanya pengobatan.
Secara tak langsung meski Beomgyu nantinya dilaporkan, Beomgyu hanya akan disidang kemudian diperiksa setelah itu dia akan dirawat agar gangguan mentalnya tak merugikan orang lain. Taehyun jadi ingat Beomgyu pernah bilang kalau dia tak ingin kembali ke rumah sakit jiwa. Taehyun juga ingat kakaknya pernah bilang Beomgyu membunuh suster dengan garpuh buah.
Jika seperti itu apa nantinya hukuman Beomgyu masih sama? Apakah nanti dia akan kembali dimasukan ke dalam rumah sakit jiwa lagi? Apa nanti Taehyun juga akan terlibat?
Taehyun menghela nafas, dia tak ingin memikirkannya lagi. Taehyun akan mencoba untuk tidak peduli. Tangannya kini sudah memegang knop pintu, dia memasukan kunci rumah dan membuka pintunya.
Suasana gelap menyapa indra penglihatannya, Taehyun langsung menyalakan lampu. Dia melihat rumahnya kini berantakan, gelas, piring dan segala rupa isian kulkas kini sudah berhamburan dilantai. Lantainya kotor dan jejak kaki kini mengarah ke sebuah ruangan, tempat Taehyun mencuci baju -- ruang laundry.
Jantung Taehyun kini berpacu lebih cepat, dia mengendap-endap menuju ruangan itu. Membuka pintu sedikit untuk melihat keadaan, ruangan itu sudah terang berbeda dengan ruangan lain yang masih gelap. Disana berdiri Beomgyu mengenakan kemeja putih kebesaran milik Taehyun tengah memperhatikan mesin cuci yang sedang berputar mencuci pakaiannya.
Taehyun menghela nafas, dia masih gugup namun dia harus masuk untuk mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi pada Beomgyu. Tapi kini masalahnya Taehyun tak tau kepribadian mana yang kini ada ditubuhnya itu.
"Sedang apa?"
Beomgyu menoleh, dia tersenyum manis. Kemeja Beomgyu tak terkancing dengan benar, dia membiarkan bahunya terekspos begitu saja.
"Cuci baju." Jawabnya sambil mendekat. Beomgyu mengelus pipi Taehyun lembut membuat Taehyun meremang.
Bamu tidak pernah begini, Ben juga tidak, apalagi Beomgyu dan Gyu. Sebenarnya siapa? Taehyun kebingungan.
"Tampan sekali." pujinya.
Taehyun dibuat gugup, dia langsung menurunkan tangan Beomgyu lembut. Dia tersenyum kikuk.
"Sebaiknya kamu pakai baju yang benar ya. Biar aku yang urus cuciannya." ucap Taehyun, Beomgyu menggeleng.
"Tidak. Aku ingin seperti ini." tangan Beomgyu mengelus dada Taehyun, merasakan lekukan ototnya dengan telapak tangannya kemudian menggit bibir bawahnya.
Sekali lagi ini tidak seperti altar ego Beomgyu yang lain. Taehyun mengerutkan dahinya bingung.
"Kau siapa?" tanya Taehyun.
Beomgyu tertawa, dia merasa pertanyaan yang Taehyun ucapkan sangatlah lucu. "Aku?" tunjuknya pada diri sendiri.
"Iya. Kau. Kau bukan Bamu, Ben, ataupun Beomgyu. Kau siapa?"
Beomgyu malah memainkan rambutnya, dia menggigit bibirnya kemudian mengangkat sedikit kemejanya mempeliharatkan paha putih serta kemaluannya sendiri pada Taehyun. Dia tak memakai celana.
"Oh ya ampun." Taehyun memalingkan pandangannya. Baru tadi Taehyun membicarakan ini dengan Soobin, kini dirinya malah dihadapkan dengan sosoknya.
"Mau bermain denganku tampan?" goda Beomgyu, dia mengalungkan tangannya di leher Taehyun.
Nafas Taehyun tercekat, dia kembali menepis lengan Beomgyu kemudian pergi dari sana. Taehyun harus menjauhi Beomgyu yang seperti ini, karena Gyu bisa saja tersulut dan berakhir mencekiknya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
4Face MPD | Taegyu
FanfictionTaehyun hanya mahasiswa jurusan pisikologi yang tengah sibuk-sibuknya. Karena jarak rumah ke kampusnya cukup jauh jadi dia memutuskan untuk membeli rumah di komplek yang ada di belakang kampus. Tapi pilihannya itu ternyata malah membawanya pada sesu...