"Ayen, sebelum kamu membunuhnya, bunuh dulu pawangnya."
Jeongin terkekeh mendengar ide yang diberikan Felix. "Bunuh dulu Taehyun, agar tak ada yang bisa menggangumu." ucap Felix dalam sambungan telponnya lagi.
"Aku tau kak, aku sudah mempunyai rencana yang briliant dalam pikiranku."
Jeongin menutup telponnya, dia kembali memperhatikan rumah Taehyun sambil menyeringai.
Akan lebih menyakitkan saat orang yang kau cintai membunuh dirimu kan? Taehyun akan mati ditangan Beomgyu.
Setelah itu aku bisa menyetir si sialan itu untuk menurutiku.
Jeongin tertawa lagi, dia kembali menjadi tidak sabaran lagi. Dirinya memutuskan untuk menghampiri rumah Taehyun setelah si surai pirang itu pergi dengan motornya.
"Bagus, Beomgyu sendirian dirumah."
Jeongin memasuki pekarangan rumah Taehyun kemudian mengetuk pintu rumah itu. Tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan Beomgyu dengan pakaian kodok serta boneka beruang dipelukannya.
Dia menatap Jeongin bingung.
"Umm.. hyung siapa?" tanyanya polos.
Jeongin tersenyum, dia kembali memperkenalkan diri. "Aku Jeongin tetangga baru, salam kenal ya. Oh iya ini untukmu dan Taehyun."
Jeongin menyodorkan sekotak coklat pada Bamu. Bamu yang melihat itu tentu senang, dia langsung saja menyuruh Jeongin masuk.
"Ayo hyung masuk, kita main. Bamu punya mainan bagus loh." Bamu menuntun Jeongin ke ruang tengah.
Jeongin masuk mengikuti Bamu, matanya terus memperhatikan setiap interior rumah Taehyun sebelum duduk.
"Taehyun kemana Bamu?"
"Kuliah.. hyung mau minum apa Bamu bisa bawakan." ucap Bamu riang sambil berlalu ke arah dapur.
"Air putih saja. Makasih ya.."
Jeongin duduk disofa, tak lama Bamu kembali dengan nampan berisi air putih pesanan Jeongin dan beberapa cemilan kemudian duduk disamping Jeongin.
"Kalian tinggal berdua?"
Bamu mengangguk.
"Kalian adik kakak?"
Bamu nampak bingung, dia mencoba berfikir tentang hubungannya dengan Taehyun. "Bamu bukan adiknya hyungi." Bamu menggeleng.
"Kekasih?" tanya Jeongin sambil memperhatikan penampilan Bamu. Dia dapat melihat kissmark di leher Bamu yang nampak memudar.
Bamu mendengar itu bersemu namun dia menggeleng. "Bamu bukan kekasihnya hyungi. Bamu cuma bamu."
Jeongin menyeringai, mudah sekali memprovokasi Bamu. "Kalau bukan kekasih kenapa lehermu merah-merah begitu? Kalian memang selalu berciuman dan melakukan sex ya?"
Bamu terlihat tidak menyukai pertanyaan Jeongin, alisnya bertaut tak suka dengan tangan yang menyentuh lehernya. Dia tak mengerti dengan apa yang Jeongin katakan.
"Bamu tidak pernah berciuman eoh.. tapi hyungi selalu mengecup kening Bamu."
"Sungguh hanya itu?"
Bamu mengangguk.
"Kau tidak melakukan sex dengannya? Analmu tidak dimasuki?" tanya Jeongin. "Kau tidak merintih seperti ini kan? 'Ahh.. taehyun.. ah.. ahh...'"
Jeongin terkekeh melihat ekapresi Bamu yang mulai resah. Emosi Bamu mulai tak stabil, sekelibat ingatannya tentang ayahnya muncul begitu saja disertai momen manis diantara dirinya dan Taehyun. Bamu mulai memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri, tubuh itu belum sembuh dari traumanya dan Jeongin kini mengingatkan tubuh itu tentang apa yang tidak Bamu ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
4Face MPD | Taegyu
FanfictionTaehyun hanya mahasiswa jurusan pisikologi yang tengah sibuk-sibuknya. Karena jarak rumah ke kampusnya cukup jauh jadi dia memutuskan untuk membeli rumah di komplek yang ada di belakang kampus. Tapi pilihannya itu ternyata malah membawanya pada sesu...