Bamu gugup, tangannya gemetar, dahinya berkeringat. Dia tengah berfikir keras untuk menjawab pertanyaan yang Taehyun berikan. Dia kebingungan, dia tak tau harus menjawab apa namun dirinya dirasa harus menjawab.
"Bamu, kamu baik-baik saja?" tanya Taehyun khawatir.
Bamu menggeleng, jantungnya berpacu sangat cepat dan dia merasa seseorang ingin merabut dominasinya. Bamu merasa kepalanya berkunang-kunang, dia memegangi kepalanya dan memejamkan mata.
"Bamu?" panggil Taehyun lagi.
Beomgyu mendonga, dia menatap Taehyun tajam.
Brak!!
Taehyun terkaget, Beomgyu didepannya menggebrak meja dengan kencang hingga menimbulkan suara yang nyaring, bahkan meja kayu berlapis kaca itu sedikit retak karena ulahnya.
Beomgyu bangkit dari duduknya, dia mencondongkan dirinya ke arah Taehyun dengan mata tajam yang tepat menatap korneanya. Taehyun dibuat gugup, dia meremang takut. Laki-laki itu masih belum bisa mengenali sosok di depannya.
"Mengapa kau bertanya begitu pada Bamu?" ucapnya, "Kenapa kamu bertanya seolah ingin mengetahui siapa yang paling unggul diantara kami!"
"A-aku tidak bermaksud. Maafkan aku. Aku sama sekali tak tau kalau pertanyaanku dapat membuat Bamu tertekan begitu."
Beomgyu menjauhkan wajahnya, dia menghela nafas lelah. "Aku masih bisa kau ajak diskusi, tapi kalau Gyu?" Ben menyeringai, "Bisa saja besok kepala dan badanmu terpisah."
Taehyun tertegun, dia meringis ngeri. Cekikan itu saja rasanya sangat menyakitkan bagaimana kalau dipenggal? Taehyun jadi sedikit cemas.
Ben kembali duduk, dia memegang kembali sendok dan garpunya. Tiba-tiba saja matanya menyendu, dia terlihat tengah bersedih.
"Ben kau tidak apa-apa?" tanya Taehyun yang kini sudah menyadari sosok yang ada di depannya.
Ben berdehem, dia menganggung dan melanjutkan sarapannya. Mereka sarapan dalam keheningan, tak ada komentar pada masakan Taehyun yang biasa dilakukan oleh Ben. Mereka murni hanya makan kemudian pergi melakukan aktifitasnya masing-masing.
Kenapa rasanya aku tak ingin pergi dari rumah ini?
****
Ben kini tengah menatap jendela, matanya menatap rintikan hujan yang ada diluar rumah Taehyun. Dia juga tak tau mengapa tubuhnya ini tak mau kembali ke rumah dan memilih berada disini, padahal ini sudah hampir seminggu dia tinggal dengan Taehyun. Laki-laki itu juga tak pernah menyuruh mereka untuk pulang, Taehyun tak pernah berkomentar apapun tentang keberadaannya di rumah ini. Taehyun terlihat tak keberatan.
"Ben, kau sedang apa?"
Ben menoleh pada Taehyun yang kini sudah berada di sisinya. "Menurutmu?"
Ben kembali menatap ke arah luar lagi, tepat ke jendela yang mengarah pada kamar Bamu.
"Kau merinduhkan rumahmu?" tanya Taehyun.
Ben menggeleng, dia tersenyum sendu.
"Aku ingin berbaikan dengannya."Taehyun paham, setelah kejadian waktu itu Bamu cenderung berhenti membicarakan Ben. Laki-laki manis itu sepertinya tengah bertengkar dengannya. Taehyun tak tau tentang masalah apa karena dia tak bisa membaca pikiran orang lain.
"Kalian bertengkar?" tanya Taehyun mencoba untuk memastikan.
Ben mengangguk. "Aku telah melakukan kesalahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
4Face MPD | Taegyu
FanfictionTaehyun hanya mahasiswa jurusan pisikologi yang tengah sibuk-sibuknya. Karena jarak rumah ke kampusnya cukup jauh jadi dia memutuskan untuk membeli rumah di komplek yang ada di belakang kampus. Tapi pilihannya itu ternyata malah membawanya pada sesu...