Suara dentingan piano memainkan lagu twinkel little star dengan nada kelam menggema diseluruh kamar. Yang Jeongin tersenyum dengan jemarinya yang terus menari di atas tuts piano, menikmati simponi indah yang dirinya ciptakan sambil tersenyum senang. Dia memainkan musiknya untuk bulan pernama, sebagai awal dari tugas baru yang kini diemban nya.
Ayahnya sudah membebaskan dia untuk melakukan cara apapun untuk mengeksekusi Beomgyu sementara Kai dibiarkan untuk sibuk dengan kasus Felix yang sengaja dikuak ke permukaan. Orang yang membunuh anjing kesayangan ayah, akan mati ditangannya.
Jeongin tertawa senang, dia suka. Dia suka pembunuhan ini. Semua skenario untuk membunuh Beomgyu sudah tergambar dengan jelas di otaknya. Dia akan pastikan ayahnya tak akan kecewa dengan kinerjanya.
Aku juga akan jadi anjing ayah yang penurut, aku akan dipuji lagi, aku akan dibanggakan...
Jeongin memekik senang, dia sangat bersemangat dengan apa yang akan dia lakukan. Tangannya semakin menekan tuts itu dengan kuat saking bersemangatnya. Jeongin kini mulai tertawa, tawanya menggema menakutkan dirumah barunya yang sepi.
"Aku akan melakukannya sekarang hihi...." Jeongin bangkit dari duduknya, dia menghampiri laci meja untuk mengambil pisau dan berjalan pergi keluar.
Namun setelah sampai di depan pintu dirinya diam, dia mengurungkan niatnya tiba-tiba kemudian duduk di sofa ruang tengah. Dia terlihat begitu linglung dan semakin aneh saat melihat pisau yang ada ditangannya.
"Apa tadi aku mau memasak?"
****
Jungkook dan Taehyun menatap langit-langit kamarnya dengan nyalang, mereka masih belum bisa tidur karena kini keduanya masih terpikir akan Beomgyu. Taehyun menghela nafas, kini dirinya memiliki banyak sakali pertanyaan untuk kakaknya.
"Hyung."
"Ya?" jawab Jungkook.
"Kenapa kau menyarankanku untuk membeli rumah ini? Apa karena kau ingin aku membantu Beomgyu?"
Jungkook terdiam sejenak, dia berdehem. "Kau tau Taehyun. Saat Sekolah menengah pertamamu, kita pernah ikut kompetisi musik klasik?"
"Waktu itu kau memuji seorang violin dan membandingkannya denganku. Apa kau tau dia siapa?"
Taehyun mencoba mengingat-ngingat, meskipun pernyataan Jungkook tak sesuai dengan pertanyaan yang dia ajukan namun dia tak begitu mempermasalahkannya.
"Aku tak tau. Aku lupa." jawab Taehyun, "Yang aku ingat setelah pertandingan itu dan kita dinyatakan menang. Hyung langsung berhenti bermain violin dan tiba-tiba berambisi menjadi seorang pisikiater."
Jungkook tersenyum, dia sedikit tertawa saat mendengar perkataan Taehyun. Dirinya dulu memang terlalu gegabah, namun dia tak menyesali keputusannya untuk berhenti bermusik dan menjadi dokter kejiwaan. Dia malah senang, dengan ini dia jadi bisa membantu orang-orang untuk menyelesaikan permasalahan pisikisnya.
"Orang yang kau puji waktu itu adalah orang yang membuatku ingin jadi pisikiater. Orang yang kau puji itu dipaksa menjadi sempurna di dunia musik, dia disakiti oleh ibunya dan aku melihatnya di ruang properti saat acara sudah selesai."
Taehyun melirik ke arah kakaknya. "Jadi itu yang membuat kakak memutuskan untuk berhenti? Agar dia bisa bersinar lagi?"
Jungkook menghela nafas kemudian tersenyum lagi. "Iya dan orang itu Jung Beomgyu. Dan aku bertemu lagi dengannya di rumah sakit kemudian dia mengaku telah membunuh ayahnya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
4Face MPD | Taegyu
FanfictionTaehyun hanya mahasiswa jurusan pisikologi yang tengah sibuk-sibuknya. Karena jarak rumah ke kampusnya cukup jauh jadi dia memutuskan untuk membeli rumah di komplek yang ada di belakang kampus. Tapi pilihannya itu ternyata malah membawanya pada sesu...