Pernikahan antara Jung Jaehyun si pengusaha serta Lee Taeyong si violin berkelas membuat mereka mendapatkan empat orang anak laki-laki yang tampan. Anak sulungnya bernama Mark, kedua bernama Jeno, ketiga bernama Beomgyu dan si bungsu bernama Sungchan.
Diantara empat bersaudara itu hanya Beomgyu yang mirip ibunya. Dia digadang-gadang akan menjadi penerusnya di dunia musik klasik. Taeyong tiba-tiba saja mendapatkan semangat baru untuk mendidik anaknya menjadi seorang violin.
Hari-hari Beomgyu kecil dipenuhi oleh musik, partitur-partitur musik klasik serta iringan piano ibunya juga gesekan biola miliknya. Taeyong dengan telaten mengajari Beomgyu, dia ingin mengajari anaknya itu tanpa bantuan siapapun dan Jaehyun sang ayah tak keberatan.
Namun, semakin lama ibunya semakin berlaku kasar. Dia membentak dan memukul Beomgyu jika dirinya memainkan nada yang salah. Amarahnya selalu meluap-luap dan dia limpahkan semua emosinya itu pada anak ketiganya.
Taeyong menjadi terobsesi akan kesempurnaan musik anaknya. Dia mendidik Beomgyu dengan sangat keras tak mempedulikan keinginan apa yang sang anak inginkan. Beomgyu tidak diperbolehkan main seperti kakaknya, nilai pelajaran akademiknya tak begitu dipedulikan meski merosot drastis. Yang terpenting permainan, permainan, permainan biolanya yang mengesankan.
Diumurnya yang masih belia Beomgyu sudah diikutsertakan menjadi peserta lomba musik klasik dan dia selalu mendapat juara 2, namun itu tak membuat Taehyong puas. Dia ingin anaknya menjadi nomor satu, menjadi sang legenda dalam Violin seperti dirinya.
Hari-harinya menjadi si kecil Bamu tidak ada lagi. Kini panggilannya berganti menjadi Ben, Ben anak dari Taeyong yang luar biasa. Ben menjadi nama panggungnya, menjadi nama yang disambut saat dia disuruh untuk menampilkan musiknya.
Saat menjadi Ben, Beomgyu merasa dirinya lebih percaya diri. Dia mampu meraih banyak tropi dengan nama itu, Ben menjadi sosok yang angkuh. Dia mulai menyukai ketenaran, dia mulai menyukai kemenangannya dan Taeyong tentu bangga akan hal itu dan dia menghadiahi Beomgyu barang mewah atas kemenangannya itu.
Satu anggota keluarga Jung masuk lagi ke koran dan majalah karena kesuksesannya dan kini yang menjadi headline nya tentunya putra ke tiga, Jung Beomgyu.
Beomgyu merasa dirinya sudah mampu menguasai permainannya, dia dengan penuh percaya diri mendaftar lagi untuk kontes musik klasik saat sekolah menengah pertama.
Dia yakin dia akan menang.
Tapi tidak semua kejadian akan sesuai dengan keinginan, sinar bintang Beomgyu digereskan oleh dua Kang bersaudara. Si pianis culun serta violin anggun. Beomgyu meremat kesal, dia pergi dengan amarah yang memenuhi dadanya. Namun Taeyong muncul sekali lagi, dia menyeret Beomgyu paksa ke suatu ruangan kemudian menampar anaknya itu hingga tersungkut ke lantai menghantam beberapa barang yang mulai berserakan dilantai. Dia memarahi Beomgyu, mengomentari permainan buruknya sambil menjambak rambutnya. Sementara itu Beomgyu terus meminta maaf sambil menangis.
****
Tahun berganti tahun, hari berganti hari. Beomgyu masih menekuni bidangnya dalam musik klasik, tanpa sepengetahuan ibunya dia mulai belajar piano, seksofon juga gitar listrik. Itu menjadi kesenangan tersendiri baginya. Rasanya sangat melegakan saat dirinya bisa lepas dari musik klasik.
Beomgyu semakin mahir dalam musik, dia bahkan mulai tertarik untuk membuat lagunya sendiri. Nilai jeleknya tidak dia pedulikan lagi, toh ibunya juga tak mempermasalahkan hal itu.
Tapi saat pembagian rapot di akhir semester, Lee Taeyong sekali lagi memarahi anaknya karena bodoh. Dia menyumpah serapahi Beomgyu dengan semua kata-kata kotor dan Mark menjadi kakak yang selalu siap untuk membelanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
4Face MPD | Taegyu
FanfictionTaehyun hanya mahasiswa jurusan pisikologi yang tengah sibuk-sibuknya. Karena jarak rumah ke kampusnya cukup jauh jadi dia memutuskan untuk membeli rumah di komplek yang ada di belakang kampus. Tapi pilihannya itu ternyata malah membawanya pada sesu...