Typo? Manusiawi
"Dunia hanya perihal datang, pergi dan menghilang. Pada akhirnya semua orang akan pergi, bahkan saat mereka telah berjanji"
Happy reading
"Aaaa!!! Pacar gue!!" Shena terpelonjak kaget karena teriakan siswi di kantin saat kedatangan seseorang.
Shena menoleh ke kanan dan kiri mencari apa yang membuat siswi ini berteriak histeris. Dan ternyata, dua manusia jangkung yang berjalan mendekat ke arahnya.
Shena menatap lekat kedua laki-laki itu. Ia tak bisa mengalihkan atensinya meskipun dirinya memaksa.
"Dam." sapa salah satu dari mereka.
Ternyata kedua laki-laki itu bukan menuju kearahnya, melainkan ingin menghampiri manusia sengklek didepannya ini.
Damar yang merasa terpanggil pun mendongak, seketika tersenyum lebar saat tau siapa yang memanggilnya.
"Bumi?!" Damar langsung ngacir memeluk sahabatnya itu.
"Bumi doang yang lo peluk?" tanya seseorang. Damar kemudian terkekeh dan merangkul pundak laki-laki didepannya ini.
"Ternyata lo masih gak berubah Sam," ucap Damar.
"Gimana disana?" tanya Damar yang langsung mengajak kedua laki-laki itu bergabung bersama Shena disana.
"Lo berharap gue jawab apa? Wah disana seru banget! Gitu?" cibir Samudra. Damar terkekeh kemudian langsung menawarkan makanan pada kedua sahabatnya yang baru pulang dari program pertukaran pelajar itu.
Asik mengobrol sampai tak sadar dengan kehadiran cewe yang sedari tadi menikmati makannya.
"Lah, lo disini Shen?" tanya Samudra yang baru sadar dengan keberadaan Shena disana.
"Baru sadar lo?" ketus Shena kemudian hendak bangkit membawa nampan kotor miliknya. Tetapi, langkahnya terhenti kala jas almamater yang ia kenakan ditarik seseorang dibelakang. Shena memutar bola matanya malas, ia sudah mengetahui siapa pelakunya.
"Lepasin," titah Shena dengan segudang kesabarannya.
Hening beberapa saat namun tak ada yang menyautinya disana. Shena pun menoleh dan mendapati ketiga laki-laki yang cengo terhadapnya. Ia melihat tangan mereka tak menyentuh dirinya sama sekali. Shena melihat ke arah jas yang ia kenakan, ternyata hanya tersangkut ujung kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENI PROSAIS (TERBIT)
Romance[⚠️] Seni prosais yang dimaksud bukanlah rangkaian puisi indah yang melontarkan prosa dengan makna hiperbola. Melainkan seni yang menorehkan picisan disetiap kata nya. Prosais berkisah tentang bentala yang merindukan hujan. Bentala sempat membenci k...