Papan Catur

86 56 20
                                    

Typo? Manusiawi

"Author kehabisan kata-kata, bikin sendiri aja ya."

Jangan lupa kasih vote ya🌻


Samudra membawa Asta menuju mobilnya, perempuan itu terus meracau tidak jelas sedari tadi. Samudra menduduk kan sang empu tepat disamping kursi kemudi, kemudian memakaikannya seat belt.

Samudra masuk dan mengemudikan mobilnya untuk mengantarkan gadis ini pulang.

"Gue gak punya rumah," celetuk Asta tiba-tiba. Samudra memincingkan sebelah alisnya kemudian melihat ke arah Asta. Gadis itu bicara sembari menutup mata nya.

"Jadi lo tinggal dimana?" tanya Samudra.

"Entahlah, gue kehilangan semua yang gue punya. Rumah, Papa, Sahabat, bahkan Mama." Jelasnya. Samudra diam, laki-laki itu tetap menyimak apa kalimat selanjutnya yang akan diutarakan gadis itu.

Senyap beberapa detik sebelum suara isak tangis itu membuat Samudra menepikan mobilnya.

"Asta." Panggil Samudra kala melihat gadis itu menangis sesenggukan.

"Gue bener-bener sendirian Sam, hiks hiks. Gue takut, gue takut sendirian Sam .. gue takut hiks hiks,"

Samudra mengusap air mata yang turun dari kelopak mata gadis itu. Ia menangkup wajah Asta dan berkata, "Ada gue, selalu ada gue disini Asta." Jelas laki-laki itu.

Asta menatap Samudra dengan mata sembab nya, seperkian detik Asta berhasil mendaratkan kecupan singkat pada bibir laki-laki itu. Samudra seketika mematung saat mendapat perlakuan seperti itu. Dalam batin nya ia bermonolog, apakah benar Asta melakukan itu padanya? Apa ini hanya mimpi?

Ditengah lamunan nya, Samudra baru sadar bahwa Asta sudah tertidur dilengannya. Laki-laki itu tersenyum simpul kemudian membenahi posisi Asta.
_____________________

Gibran membawa Shena untuk jalan-jalan ke taman belakang rumah sakit itu.

"Gue baru tau lo punya adik," ucap Shena.

"Lo mau tau  satu fakta gak?" tanya Gibran seraya menatap gadis disebelahnya ini.

"Apa?"

"Gue tau lo dari Semesta," ujarnya. Shena menautkan kedua alisnya, bingung.

"Ya. Setiap waktu, yang disebut selalu nama lo. Sampai suatu ketika gue bener-bener muak denger dia ngomong tentang lo, tentang cerita-cerita buatan lo..."

SENI PROSAIS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang