Lembah Daisy

65 44 21
                                    

Typo? Manusiawi

"Selalu lihat sesuatu yang indah, meski itu hanya bunga aster dalam gelas jeli."

Vote yaa🌻



Tok! Tok! Tok!

"Shen?!" teriak Bumi sembari mengetuk keras pintu rumah gadis itu. Shena menatap laki-laki itu dari jendela kamarnya. Shena tersenyum kecut kemudian menelepon nya.

Bumi yang merasa ponselnya berdering langsung melihatnya, dan kebetulan ada nama Shena disana .

"Halo Shen? Kamu di rumah? Tolong bukain pintunya aku ada di depan." ucap Bumi dengan nafas yang terengah-engah.

"Maaf ya, baru angkat telepon kamu. Aku ketiduran, kamu pulang aja ya .. aku lagi gak di rumah."

"Suara kamu kenapa gitu? Kamu sakit? Kamu di mana?"

"Aku gak pa-pa Bum, udah kita ketemu besok ya. Jemput aku di rumah .. aku tutup teleponnya, kamu hati-hati pulangnya."

"Tap---"

Tut .. Tut.. Tut...

Belum sempat Bumi melanjutkan kalimatnya, Shena lebih dulu menutup telepon nya sepihak. Shena masih memperhatikan laki-laki itu dari atas. Nampak laki-laki itu masih melihat sekitar rumah ini, ia juga beberapa kali melihat ke atas, dimana kamar Shena berada.

Tak lama dari itu, Bumi memutuskan untuk pergi. Kepergian laki-laki itu menyisahkan Shena yang terus menarik nafas panjangnya.

_____________________

Ting! Ting! Ting!

Ceklek!

"Ngapain?" tanya Damar dengan tatapan datar.

Bumi menunjukkan bawaannya yang berupa pizza. "Gue minta maaf."

"Jh! Cara lo minta maaf aja masih salah, ngapain kaya gini? Mau nyogok gue lo?" sinis Damar.

"Ck! Tinggal terima aja banyak cincong lo, minggir gue mau masuk." ujar Bumi yang langsung nyelonong masuk. Damar masih menatap cengo pizza pemberian Bumi. Bisa-bisanya laki-laki itu masuk sebelum sang tuan rumah mengizinkannya.

Damar menggeleng pasrah lalu menutup kembali pintu rumahnya. Ia melihat Bumi terbaring di sofa ruang tamu dengan lengan yang menutupi wajahnya.

SENI PROSAIS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang