Typo? Manusiawi
"Apa artinya diriku sebenarnya? Kau beralibi untuk menciptakan ketenangan, sebelum kau berperang sendirian."
Vote nya jangan lupa🌻
Shena sedikit berlari untuk menuju mobil Bumi. Mobil itu terparkir di basement mall. Gadis itu terengah, saat hendak masuk. Suara barinton itu memanggilnya.
"Shen?" Shena menoleh, dan ternyata itu adalah Gibran.
"Gib, lo disini?"
Pria itu berjalan mendekat. Dalam dekapannya terdapat bunga daisy juga sebuah kotak yang entah berisi apa itu.
Gibran mengulurkan tangannya untuk memberikan bunga itu. Shena sedikit gugup karena merasa bersalah.
"Gib, maaf .. waktu itu gue gak cerita sama lo." Ucap Shena. Laki-laki itu menghela nafasnya kemudian berkata,
"Gue hargain keputusan lo, gue berharap .. lo mau menjalani pengobatan lagi. Lo gak boleh nyerah kaya gini, lo harus mikirin gimana Bumi kalau tau kondisi lo yang sebenarnya." Jelas Gibran.
"Gue tau itu Gib, makasih .. karena lo, gue bisa sampai dititik ini." Ucap Shena dengan senyumnya.
"Shen, setelah ini gue akan pergi" kata Gibran.
"Kemana?"
"New York. Gue dapat kerjaan disana," jelas Gibran.
"Tante Sari?"
"Gue bawa Ibu kesana," tambahnya lagi.
"Artinya, lo gak akan kembali kesini lagi?"
"Lo berharap gue kembali?" tanya Gibran seraya menatap dalam netra gadis itu. Shena tak mengatakan apapun, tetapi ia juga menatap Gibran dengan tatapan tanpa arti. Hening beberapa saat sebelum Gibran terkekeh untuk memecah suasana.
"Gue akan berkunjung, untuk sekedar pergi ke pusara Semesta dan melihat lo sehat sepenuhnya." Jelas Gibran. Gadis itu menunduk seolah menahan sesuatu.
"Lo ninggalin gue disini sendirian?" tanya Shena dengan mata berkaca-kaca. Gibran langsung meneduhkan pandangannya.
"Lo gak sendirian sekarang .. lo punya mereka yang peduli sama lo,"
"Kapan lo akan pergi?" tanya Shena.
"Malam ini," ucap Gibran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENI PROSAIS (TERBIT)
Romance[⚠️] Seni prosais yang dimaksud bukanlah rangkaian puisi indah yang melontarkan prosa dengan makna hiperbola. Melainkan seni yang menorehkan picisan disetiap kata nya. Prosais berkisah tentang bentala yang merindukan hujan. Bentala sempat membenci k...