SENI PROSAIS (TERBIT)

Jarak yang diciptakan Semesta

Typo? Manusiawi

"Bahkan setelah terluka, hati manusia masih menginginkan cinta"

Happy reading

Matahari terbit dari ufuk timur, memancarkan sinarnya yang menyeruak masuk lewat celah gorden itu. Laki-laki yang terlelap ini mulai menggeliatkan badannya dan membuka pelan-pelan matanya.

Ia mengerjap beberapa kali untuk memastikan sesuatu yang tengah berdiri disana.

"Perasaan udah pagi, tapi kenapa masih ada hantu?" gumam Damar dengan suara seraknya.

Kesal karena disebut hantu, Bumi melempar laki-laki itu dengan kunci motornya.

Pletak!

"Aishh .." Damar meringis kesakitan kala kunci motor itu mendarat sempurna dipepilis matanya.

"Sakit ege!" kesal Damar.

"Bangun lo, gue mau ngomong sesuatu .."

"Buset, lo mau ngomong apaan sih?" tanya Damar.

"Jemput cewe gue," titah Bumi.

"Lah? Kenapa gak lo aja?"

"Gue gak bisa .." resah Bumi frustasi.

Damar dengan setengah nyawa yang belum terkumpul mencoba untuk memahami permintaan sahabatnya ini.

"Tunggu, kalian berantem? .." selidik laki-laki itu. Mendapati Bumi tetap bungkam dan menatap resah ke segala arah cukup membuat Damar mengerti.

"Emang lo gak keberatan kalau gue boncengin Shena?" tanya Damar pada sahabatnya ini. Karena seperti yang kita tau bahwa Bumi sangatlah posesif pada kekasihnya itu.

"Itu alasan gue nyuruh lo .. gue gak mau Shena ditebengin cowo lain, gue percaya sama lo, gue minta sama lo bantu gue jagain dia, gue gabisa selalu ada didekat dia." jelas Bumi. Damar hanya mengangguk paham, kemudian memilih untuk bersiap.

___________________

Damar segera bergegas menuju rumah Shena sesuai dengan apa yang diminta Bumi. Kebetulan diwaktu yang sama terluhat gadis itu baru keluar dari rumahnya.

"Shen .." panggil Damar seraya melambaikan tangannya. Shena mengerutkan dahinya dan berjalan mendekat menuju laki-laki itu.

"Tumben lo kesini? Lo gak disuruh Bumi buat jemput gue kan?" tanya Shena langsung tepat sasaran.