Ego Manusia

190 122 30
                                    

Typo? Manusiawi

"Tak dapat bagi seseorang menyebrangi lautan sebelum ia siap meninggalkan pantai"

Happy reading


"Kemana sih nih anak!" gerutu Nita sembari mondar-mandir menelepon Shena.

"Ma. Yang dikatakan Kak Shena itu benar," ucap Feli yang tiba-tiba datang.

"Feli, Mama lagi gak mau marahin kamu ya, jadi tolong jangan bikin Mama tambah pusing." titah Nita.

"Kalau Mama terus-terusan begini. Mama bakal kehilangan aku sama Kak Shena," ujar Gadis itu sebelum meninggalkan Nita sendirian disana.

Sepeninggalnya Feli, Nita masih sibuk dengan aktivitasnya.

"Akh! Awas aja kamu Shena!"

Ting!

Suara bel rumah yang berbunyi. Dalam benaknya, Nita berpikir bahwa itu pasti Shena. Ternyata Bram.

"Mas Bram? k-kamu kok kesini?" Bram hanya tersenyum menanggapi pertanyaan itu.

"Boleh saya masuk dulu?" Nita akhirnya mempersilahkan Bram untuk masuk.

"Mas Bram mau minum apa? Biar saya buatkan.."

"Gak usah Nit, Saya kesini mau ngomong sesuatu tentang Shena," ujar Bram.

Mendengar itu, Nita mengurungkan niatnya untuk pergi ke dapur dan memilih duduk di sofa yang sama dengan Bram.

"Kenapa sih Mas? Kok kelihatannya serius banget.  Shena buat masalah lagi sama Asta?" tanya Nita. Bram menggeleng kemudian berkata, "Bukan Shena yang cari masalah sama Asta. Tapi Asta yang cari masalah dengan Shena, aku mohon sama kamu jangan marahin Shena, ini bukan kesalahan dia." jelas Bram.

Nita hanya mengangguk meng-iyakan permintaan laki-laki itu.

"Setelah semua masalah ini berakhir, saya akan langsung menikahi kamu dan membawa Feli juga Shena, kita tinggal di luar negeri. Ya?"

"Gimana dengan Asta?" Bram menghela nafasnya.

"Putriku benar-benar menentang hubungan kita, dia tidak akan mau meski kita mengajaknya .."

"Ma, kalau Mama mau menikah sama Om Bram dan tinggal di luar negeri, Mama aja sama Om Bram. Feli gak mau ikut kalian," ucap Feli.

SENI PROSAIS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang