all About Samudra dan Asta

72 50 15
                                    

Typo? Manusiawi

"Ilusi itu dibungkus rapi dalam rasa manis kebahagiaan, sebelum datang badai yang kelak meluluh lantakkan."

Kasih vote dong🌻

Samudra mengikatkan tali sepatu yang dikenakan Asta. Gadis itu sedari tadi membuang nafas panjangnya, terus meminta Samudra untuk membiarkannya melanjutkan tidur pagi di akhir pekan ini.

"Selesai. Yuk!" ajak Samudra.

"Ck! Gue males banget, kepala gue pusing, badan gue__"

"Lo udah makan sup penghilang pengar yang gue belikan tadi, sekarang lo harus ikut lari pagi biar badan lo sehat." mutlak laki-laki itu.

Asta yang mendengar itu pun hanya bisa menghentakkan kaki nya kesal. Kenapa dirinya harus berakhir melakukan olahraga pagi dengan laki-laki ini.

Keduanya pun melakukan olahraga berupa lari kecil mengelilingi komplek perumahan tempat Samudra tinggal.

"Sam .. g-ue, gak, kuat." belum juga dapat satu putaran, Asta sudah mengeluh dengan nafas memburu. Samudra yang berlari kecil tak jauh didepan gadis itu pun menoleh ke belakang. Dia melihat wajah gadis itu pucat juga keringat yang membasahi dahi nya. Gadis itu terus memegangi dadanya yang terasa sesak.

Samudra membawa Asta untuk duduk di tepi jalan itu. Samudra terus memandangi gadis di sampingnya ini.

"Berapa lama lo ngeroko?" Asta sedikit terkejut seolah pertanyaan Samudra tepat sasaran.

"Dari gue SMP," ujarnya masih dengan nafas yang terengah-engah.

"Ayo pulang!" Asta sedikit bingung karena Samudra tiba-tiba mengajaknya pulang.

"I-ini gak jadi lari pagi nya?" tanya Asta. Samudra menoleh ke belakang dan menghampiri gadis yang terlihat bibgung itu.

"Gak lucu kalau tiba-tiba wartawan berkumpul disini, terus mewawancarai gue perkara seorang gadis mati karena sesak nafas saat lari pagi." ujarnya di akhiri senyum smirknya. Asta mencibik kesal, dirinya pun berdiri dan menyusul langkah jenjang Samudra.

"Tunggu gue!"

______________________

Setelah selesai mandi, Samudra sudah siap dengan setelan santainya. Begitu juga dengan gadis itu, Asta. Ia masih membalut rambutnya yang basah dengan handuk. Asta turun untuk meminun air putih. Ia melihat Samudra seolah akan pergi ke suatu tempat.

SENI PROSAIS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang