Bentala Merindu

70 54 9
                                    

Typo? Manusiawi

"Aku menulis sajak pada selembar kertas dengan warna yang telah usang. Aku menorehkan tinta, menyusun diksi indah untuk ku persembahkan pada bulan."

Vote biar bisa jadi istri Chanyeol 🌻

Hari-hari berganti dengan minggu, minggu berganti menjadi bulan, dan bulan berkumpul menjadi tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari berganti dengan minggu, minggu berganti menjadi bulan, dan bulan berkumpul menjadi tahun. Banyak yang sudah laki-laki itu lalui. Setelah hari itu, semesta benar-benar mengabulkan permintaannya. Semesta seakan ikut andil dalam perpisahan mereka.

Tak terasa ternyata sudah dua tahun sejak perpisahan itu. Hari-hari Bumi yang hambar, berlalu bergitu saja dengan kesibukannya. Bumi mengikuti jejak Sarah menjadi seorang model juga publik figur.

Bumi berdiri dengan bersandarkan pagar di balkon kamarnya. Laki-laki itu menatap bintang yang terpampang sendiri tanpa hadirnya bulan. Bumi menghela nafas panjang, dalam hatinya ia sungguh merindukan gadis itu. Tetapi, entah mengapa logikanya meminta agar membuang jauh-jauh Shena bersama kenangannya.

Di sisi lain, Shena duduk di kursi roda sembari menatap bintang yang gemerlap di langit malam ini. Penampilannya sangat jauh berbeda dengan Shena dua tahun lalu. Wajah gadis itu pucat pasi, bahkan ia selalu menggunakan kupluk karena ia sudah tak memiliki rambut akibat kemoterapi yang dijalani.

Tak! Tak! Tak!

Shena mendengar hentakan high heels yang menuju kearahnya. Gadis itu menoleh dan tersenyum ke arah wanita itu.

"Tante," sapa hangat gadis itu lontarkan. Wanita itu tersenyum ke arah Shena. Wanita ini memberikan sebuket bunga daisy untuk gadis penyuka daisy itu.

"Kamu sendiri?" tanya wanita itu. Shena menggeleng kemudian menjawab, "Enggak kok, Gibran masih keluar beli coklat." Jelas gadis itu.

"Gimana kabar Tante?" tanya Shena.

"Tante baik kalau kamu baik." Jawabnya.

"Bumi?" Shena bertanya lagi. Seketika raut wajah wanita itu berubah. Dia adalah Sarah. Wanita itu menatap cemas.

"Kenapa Tan? Dia baik kan?" gadis itu kembali bertanya setelah melihat perubahan raut wajah wanita ini.

"Tante tidak yakin Shen, sejak saat itu .. dia bukan lagi Bumi yang Tante kenal. Dia benar-benar berbeda," jelas Sarah.

Mata yang tadi menatap dengan penuh harap, kini beralih menjadi sendu.

"Apa .. Bumi sudah menemukan pengganti Shena?" tanya gadis itu. Sarah hanya menggeleng, kemudian menjawab.

"Tante tidak tahu pasti, Tante rasa Bumi masih nunggu kamu Shen."

SENI PROSAIS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang