Antara Samudera dan Swastamita

198 118 26
                                    

Typo? Manusiawi

"Dari pada sibuk mengutuk kegelapan, lebih baik nyalakan dirimu dan jadilah penerang"

Happy reading


"Itu si Shena kan?" tanya salah satu siswi yang melihat kedatangan Shena dan Bumi.

"Anjir! mereka balikan?" mereka saling berbisik satu sama lain. Shena menyadari hal itu, namun memilih untuk mengabaikannya.

"Bumi, kamu masuk duluan ya, aku mau ke ruang guru." ucap Shena.

"Sama aku."

"Gak usah Bumi, aku bisa sendiri. Kamu tunggu di kelas aja gih!" titahnya. Belum sempat Bumi melayangkan protes, Shena lebih dulu meninggalkan sang empu.

Melihat kepergian kekasihnya itu, Bumi hanya menghela nafas panjangnya.

Brumm!

Bumi yang tadinya mau langsung masuk, tertahan karena mendengar deru mobil BMW XM yang ia tau siapa pemiliknya.

Semua siswa dan guru yang ada disana, berdecak kagum melihat mobil itu memasuki pelataran sekolah. Bukan hal baru untuk SMA Surya Kencana. Sekolah ini sering dijuluki sebagai sekolah anak konglomerat, karena sistem pendidikan dan gaya hidup murid-muridnya yang terbilang wah.

"Gila, keren banget!!" teriak beberapa siswa disana.

Dari dalam mobil itu, keluar Damar dan Samudra dengan gaya sok kerennya menyapa Bumi yang sedari tadi jengah dengan kelakuan sok mereka.

"Gimana? Keren kan mobil gue?" tanya Samudra dengan wajah songong nya.

"sok iye lu! modelan kek gini gue bisa beli sepuluh." cibir Bumi kemudian pergi berlalu meninggalkan keduanya.

"Yeuu, gaya lu beli sepuluh, beli bakso aja masih pake uang gue lo," teriak Samudra tak terima.

____________________

Di perjalanan menuju ruang guru, Shena mendapati Gibran tengah berbincang dengan Asta diujung koridor. Namun, dirinya tak ingin tau apa yang sedang mereka bicarakan. Shena memilih melenggang pergi sebelum panggilan Gibran menginsterupsinya.

"Shen!" panggil Gibran.

"Gibran .." Asta mencekal pergelangan tangan Gibran.

SENI PROSAIS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang