Typo? Manusiawi
"Jangan bersedih wahai bentala ku, tegakkan kepalamu, ukir kembali senyuman itu. Bangkit walau aku tak lagi bersamamu."
Tombol bintang di kiri bawah jangan dianggurin napa🗿
Damar diam dengan pikiran yang berkecamuk. Damar bukan lagi menganggap Shena sebagai temannya, melainkan sebagai adiknya sendiri. Tapi, dirinya baru mengetahui kabar sebesar ini sekarang? Setelah mereka sudah berada di penghujung jalan. Samudra menyodorkan minuman kaleng tepat di depan laki-laki itu.
"Jangan melamun!" peringat Samudra berhasil membuyarkan lamunan Damar.
"Lo balik?" tanya Damar yang menyadari kedatangan Samudra. Laki-laki itu mengangguk setelah meneguk minumannya.
"Gue pulang cuman nganterin Asta," jelasnya.
"Lo masih mikirin Shena?" tanya Samudra, tentu saja Damar akan mengangguk meng-iyakan.
"Shena pinter banget kalau urusan menutupi hal seperti ini." Ujar Damar kemudian meneguk minuman itu. Samudra menghela nafas panjang, kemudian menepuk pelan pundak sahabatnya bertujuan untuk menguatkan.
___________________
"Kenapa memberiku semua ini?" tanya Bumi pada Shena. Gadis itu tersenyum kemudian berkata.
"Ini bando yang aku buat untukmu waktu itu, ingat kan?" tunjuk Shena.
"Lalu, bagaimana dengan payung ini?"
"Nanti kamu juga tau sendiri," ucap Shena.
"Shen," panggil Bumi.
"Hm?"
"Kamu risih ya kalau aku selalu ada buat kamu?" tanya Bumi membuat Shena mengerutkan dahinya.
"Enggak, kenapa ngomong gitu?"
"Kenapa merahasiakan hal sebesar ini? Kamu lebih suka Gibran yang nemenin kamu daripada aku, iya?" alih-alih menjawab, Shena justru terkekeh gemas.
"Jadi, kamu cemburu ceritanya?" tanya Shena.
"Menurut kamu aja," sahut laki-laki itu seraya menekuk wajahnya kesal.
Shena merentangkan tangannya, membuat Bumi bertanya-tanya.
"Mau peluk?" ucap Shena. Bumi malu-malu tapi mau. Laki-laki itu memeluk gadisnya erat. Yang lebih mengejutkan lagi, Shena mendapati laki-laki ini terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENI PROSAIS (TERBIT)
Romance[⚠️] Seni prosais yang dimaksud bukanlah rangkaian puisi indah yang melontarkan prosa dengan makna hiperbola. Melainkan seni yang menorehkan picisan disetiap kata nya. Prosais berkisah tentang bentala yang merindukan hujan. Bentala sempat membenci k...