Hilang Arah

67 51 31
                                    

Typo? Manusiawi

"Aku berlari ke selatan, kemudian ke utara. Kata daun yang tersapu angin, aku harus berjalan ke barat daya. Tetapi, sinar mentari memerintah ku untuk berbalik menuju tenggara. Aku seperti kapal tanpa nahkoda. Sebenarnya, kemana kaki mu mengembara. Tanpa teduh bayangan mu, batinku sangat tersiksa."

Vote gratis Songkang, Kim Bum, LDW, Gong Yo, dan teman2nya

Pagi hari nya, Bumi menghampiri rumah Shena berniat untuk menjemput gadis itu. Namun, sesampainya di sana, Bumi tak menemukan siapapun. Bumi melihat gerbang rumah itu sedikit terbuka.

"Apa dia sudah lebih dulu berangkat?" gumam laki-laki itu dalam hatinya.

Bumi pun memutuskan untuk men-starter motornya dan meninggalkan pelataran rumah Shena.

Di perjalanan menuju sekolah, pikiran Bumi selalu berkecamuk. Tetapi, ia tidak mengetahui apa yang mengganggu pikirannya. Ia menggeleng pelan mencoba untuk menghapus pikiran-pikiran negatif dalam kepalanya. Setelah itu, sang empu pun menambah laju motornya agar cepat sampai di sekolah.

20 menit berlalu.

Bumi memarkirkan motornya diantara motor-motor siswa SMA Surya Kencana. Banyak pasang mata para hawa yang menjatuhi dirinya. Rata-rata dari mereka berdecak kagum saat Bumi berlalu di depan mereka.

"Gila, amalan apa yang Shena lakuin sampai bisa dapetin cowo kaya Bumi?" celetuk salah satu dari mereka.

Ya, siapa yang tidak tergiur dengan seorang Bumi. Laki-laki yang berpenampilan layaknya bad boy kelas kakap, namun nyatanya hanyalah seorang pria clingy yang bucin akut pada pasangannya.

Bumi berjalan dengan menghiraukan manusia-manusia caper yang berdiri disekelilingnya. Meski terlihat tenang, dalam hatinya ada sesuatu yang mengganjal.

Sesampainya di kelas, Bumi berjalan menuju meja Kia. Gadis berambut pendek yang duduk tepat di depan Shena.

"Ki, Shena belum dateng?" tanya nya.

"B-belum Bum .." mendapat jawaban itu, Bumi menghela nafas pelan. Ia masih mencoba untuk berpositif thinking. Bumi meletakkan tas nya, kemudian berjalan menuju kantin.

_________

Deru mesin mobil itu terdengar memasuki perkarangan sekolah. Setelah memastikan mobilnya terparkir dengan baik, keluarlah dua manusia dengan tampang sempurna nya itu.

Semua mata hawa berbinar, seolah kedua laki-laki ini memancarkan aura yang memikat semua mata yang melihat mereka.

"Ganteng banget astaga!"

SENI PROSAIS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang