Semesta Ingin Apa?

91 60 22
                                    

Typo? Manusiawi

"Pepatah bilang, jangan pernah bergantung pada sesuatu yang tak pernah bisa bertahan"

Vote nya🌻

Gadis itu terus mengedarkan pandangannya ke segala arah. Menatap sudut ruangan yang dulunya hangat, kini berubah menjadi dingin tak tersentuh. Shena menghela nafas pelan, kemudian hendak beranjak menuju kamarnya. Belum genap kakinya menginjak anak tangga, bel rumah berbunyi.

Gadis itu mengerutkan dahinya, bertanya, siapa yang bertamu ke rumahnya malam-malam begini. Pikirannya kalut, Shena melirik kanan kiri dan mengambil vas kecil diatas meja dekat tangga menuju lantai dua.

Shena mengendap-endap menuju pintu utama, sementara bel rumah terus berbunyi. Saat ingin meraih handle pintu, tangan gadis itu dingin berkeringat. Dirinya was-was jika dibalik pintu ini adalah penjahat. Pasalnya, Shena benar-benar sendirian di rumah itu.

Ceklek!

"AAA!" Shena hendak melayangkan vas ditangannya itu, namun terhenti kala yang ada di depannya adalah Gibran. Laki-laki itu menutupi wajahnya dengan kedua lengannya.

"Ampuuun!!!" teriaknya.

Shena yang melihat itu langsung membola tak percaya, "Gibran?!"

Gibran menurunkan lengannya perlahan kemudian menatap sang empu seraya melayangkan tatapan tak berdosanya. Shena mendengus kesal.

"Seharusnya lo chat gue sebelum kesini, bikin gue takut aja .." jelas Shena.

"Lo ada waktu gak?" Shena mengerutkab dahinya lagi, apa yang akan dilakukan laki-laki itu padanya. Ungkap Shena dalam batin nya.

Gibran mengajak Shena menuju suatu tempat. Shena hanya mengenakan piyama polos dengan rambut yang sengaja digerai.

"Gib .. kenapa sih lo gak ngebolehin gue ganti pakaian? Lo gila ya, ngajak gue keluar tapi gue masih pake ginian." gerutu Shena, Namun Gibran masih fokus mengemudi, membelah jalanan jakarta yang sedikit senggang.

"Udah, santai aja .. lagian mau make apapun lo tetep cantik kok," ujarnya santai.

Shena memutar bola matanya malas, kalimat template yang diucapkan Gibran itu sangat-sangat memuakkan.

Beberapa menit berlalu, mobil yang dikendarai Gubran masuk kedalam parkiran rumah sakit. Shena masih tidak tau tujuan laki-laki itu mengajak nya kemari.

Gibran menggandeng pergelangan tangan Shena dan mengajaknya masuk. Shena melihat sekelilingnya, banyak keluarga menunggu didepan ruangan dengan raut wajah cemas.

SENI PROSAIS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang