Diksi indah untuk bentala

43 19 22
                                    

Typo? Manusiawi

"There is no beautiful diction."

Lihat ikon bintang di bawah? Nah! Pencet dah tuh🗿

Lihat ikon bintang di bawah? Nah! Pencet dah tuh🗿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek!

"Shen?!" Bumi mengernyit heran. Pasalnya Sarah berada di sini bersama Gibran?

Laki-laki itu menatap tubuh yang terbaring lemah di brankar itu. Sedangkan Bram fokus pada putrinya, Asta. Asta sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan ayahnya ini. Dia tak menyangka jika mereka akan bertemu disini.

"Bumi?" Laki-laki itu meraih pergelangan tangan Sarah, kemudian menarik nya keluar. Diikuti dengan Samudra dan Damar. Asta saat itu juga ingin ikut namun, lebih dulu Bram menghentikan langkahnya.

"Asta." Panggil pria paruh baya itu. Asta sama sekali tak memalingkan wajahnya meski langkahnya terhenti.

"Papa boleh minta waktunya sebentar?" tanya Bram. Asta pergi, Bram mengode Nita agar mengizinkannya berbicara pada putrinya sebentar. Nita hanya mengangguk sebagai jawaban.

Tinggal lah Gibran dan Nita disana. Nita kembali duduk dan menatap putrinya sendu.

"Maafkan Mama, Shen. Hiks! Hiks!" Gibran mendekat, kemudian berkata.

"Tante, Maaf mengganggu waktunya .." Gibran mulai bercerita siapa dirinya dan apa yang dia lakukan untuk Shena. Nita hanya bisa menangis, membayangkan selama itu, dirinya acuh dan tak mengetahui putrinya tengah berjuang sendirian.

"Shena nitip ini sama Gibran," laki-laki itu memberikan sebuah novel berjudul "Sajak terakhir untuk Mama".

"Shena menulis ini selama dia menjalani pengobatan untuk penyakitnya." Jelas Gibran.

Membaca judulnya saja, Nita begitu terisak. Dirinya tak sanggup jika harus kehilangan putri sulungnya ini.

____________________

Bumi membawa Sarah keluar dari rumah sakit untuk menanyakan alasan Gibran berada disini bersamanya.

"Jawab Tante!" sentak Bumi.

"Bum! Gak usah kasar, dia Tante lo!" peringat Damar.

"Diam!"

"Kenapa harus Gibran Tante?! Ada Bumi!" ucap Laki-laki itu dengan mata yang memerah.

"Pertanyaan mu tidak berguna untuk saat ini Bumi, lebih baik masuk dan habiskan waktumu bersamanya." Jelas Sarah.

SENI PROSAIS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang