🍒🍒🍒
"Naura masih pakai kacamata gede nggak sih, Lis?"
Pertanyaan itu kembali membuat jantung Naura berdegup kencang. Map Bantex yang ada di tangannya pun langsung terjatuh.
Niat ingin masuk ke dalam ruang kerja Lisa, ia tak tahu jika sahabatnya itu membawa Jevan ke sana. Saat tangannya menggapai ganggang pintu, suara Jevan terdengar dan menanyakan kalimat sensitif bagi Naura.
Perasaan terejek lagi-lagi dirasakan oleh Naura, tanpa pikir panjang, gadis itu langsung menjauh dari ruangan Lisa dan memilih kembali ke ruang produksi.
"Jevano, lo sial*n banget, sumpah!" Lisa mengumpat setelah mendengar ada suara dari balik pintu ruangannya.
Gadis itu panik dan sedikit berlari untuk membuka pintu. Jelas saja sudah tidak ada siapapun disana, ia yakin jika Naura mendengar pembicaraannya dengan Jevan tadi.
Merasa geram, Lisa pun mulai menarik lengan Jevan pelan. "Jev, mending lo pulang deh, lo di sini tuh bikin rusuh."
"Kok disuruh pulang sih, gue kan mau beli cake."
"Nanti lo bakal dapat banyak cupcake dari fans lo, nggak perlu harus lo nya yang kesini langsung."
"Ya tapi kan, Lis ..."
Lisa kini menatap tajam pada asisten Jevan yang terlihat jauh lebih muda dari pada dirinya. "Lo! Kalo nggak cepat ajak pulang nih artis rese, gue bakal bongkar semua aib dia di media, biar turun pamor dia."
"Dih, ngancemnya nggak asik banget, bawa-bawa aib."
"Atau mau lo yang gue bikinin aib biar sekalian?"
Melihat asistennya pucat diancam Lisa, Jevan pun mengalah. "Iya ... iya, udah, gue pulang nih, santai dong lo. Tapi, nanti gue bakal ke sini lagi."
Sambil berlalu, Jevan tersenyum jahil ke arah Lisa. Lisa yang terlanjur sebal hanya bisa melayangkan tinjunya ke arah Jevan. "Jangan balik lagi lo, bikin susah aja, macet pula."
Sepeninggal Jevan, Lisa langsung mencari Naura ke ruangan kerjanya. Gadis itu mengira Naura akan mengurung diri dengan drama sedih seperti dulu saat ia berada di masa rentan, tapi ternyata tidak.
Naura terlihat biasa sambil fokus menghias cupcake dengan krim di ruang produksi.
"Map Bantex di depan pintu ruangan gue itu tadi, lo kan, Nau?" Lisa bertanya dengan sangat hati-hati.
Piping bag Naura berhenti bergerak, punggung yang tadinya sedikit membungkung kini tegak. "Iya, sorry Lis, gue antar mapnya nggak sopan."
Lisa menggeleng menanggapi Naura, "Nggak kok, nggak papa, santai."
"Orang itu udah pulang?"
Lisa sempat bingung sepersekian detik usai mendengar pertanyaan Naura. "Oh, iya udah, gue suruh nggak usah balik lagi," sahutnya setelah paham yang dimaksud adalah Jevano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Enemy
ChickLitKembali dipertemukan dalam hubungan yang luar biasa rumit, selama apa Jevan dan Naura bertahan terhadap pernikahan dadakan mereka?