8. Who?

1.2K 221 5
                                    

🍒🍒🍒

🍒🍒🍒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nau... "

"Stop saying my name with your evil mouth, Bastard!"

Jevan merasa tenggorokannya tercekat, mendengar nada bicara Naura yang sarat akan kemarahan serta dendam, tubuhnya langsung membeku seketika.

Kakinya hendak mengejar sang gadis yang lebih dulu masuk lagi ke dalam lift, namun sudut hati Jevan menahannya agar bisa memberikan ruang untuk Naura tenang.

Rupanya Jevan sadar, apa kata Daniyal benar adanya. Untuk saat ini tidak seharusnya ia bertemu Naura, gadis itu tampak kacau saat harus berhadapan dengannya.

Namun semesta seakan mengajak keduanya bermain peran. Yang seharusnya saling menghindar demi kebahagiaan, Jevan dan Naura justru semakin dibuat selalu memiliki benang takdir yang mengharuskan mereka bertemu meski awalnya tidak sengaja.

Seperti halnya malam ini. Jika Naura bisa menghindar di kafe saat bersama Lisa, ia jelas tidak bisa berkutik saat ini karena Elisa mengawasi gerak-geriknya.

"Naura," panggil Sherina dengan senyum merekah pada wajahnya.

Tidak bisa dipungkiri, bertemu Sherina membuat senyum tulus Naura untuk kali pertama pada malam ini terukir. "Tante..." Naura menyambut pelukan Sherina tidak kalah erat. "Apa kabar? Gimana cupcakenya, berhasil?"

"Tante nggak buat lagi setelah pulang dari Rosabelle, tapi kata anak Tante cupcake bikinan Tante saat itu enak. Akhirnya anak Tante muji cake buatan Tante, Tante senang."

Naura juga ikut merasakan senang, di tengah perbincangan ringan keduanya, Elisa hadir di tengah-tengah mereka.

"Sher," panggil wanita itu dengan anggunnya.

"Elly..." Sherina memanggil Elisa dengan sapaan akrab. Keduanya kemudian saling memeluk erat.

"Kamu susah banget diajak ketemu, teman yang lain sering banget tanyain kamu," ujar Sherina yang kali ini sudah digiring oleh Elisa untuk duduk bersama para suami.

"Sibuk, Sher. Banyak hal yang harus aku kerjakan tengah tahun ini, benar-benar bikin aku pusing."

Sherina kemudian melirik ke arah Naura dan Disty yang ikut duduk di meja mereka. "Tunggu, Naura ini ... anak kamu?"

Elisa tersenyum lalu mengusap masing-masing tangan Naura dan Disty bangga. "Gimana, anak-anak aku, cantik kan?"

Sherina berseru tidak percaya. "Pantesan mukanya Naura nggak asing, tapi aku lupa dia mirip siapa. Kamu punya anak kok pada cantik-cantik sih. Anak aku cowok, udah manja, pemalas pula."

"Kenalin sama Kak Naura aja anaknya Tante, supaya sama, soalnya dia juga pemalas," ujar Disty yang membuahkan delikan tajam dari Naura.

"Mana ada aku malas, orang aku rajin kok, iya kan, Ma?" meminta validasi pada Elisa, Naura pun merasa menang terhadap Disty.

Married with EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang