🍒🍒🍒
Naura dibawa berjalan oleh Bu Ranti menuju aula. Di sana, sebelum benar-benar sampai, Naura dapat dengan jelas mendengar alunan petikan gitar yang dipadu dengan suara nyanyian seseorang yang merdu.
"Ada yang nyanyi, Bu," ujar Naura kearah Bu Ranti.
"Iya, itu suara Nak Aksa."
Bu Ranti tiba di depan pintu aula, saat pintu dibuka, pemuda yang bernama Aksa itu seketika berhenti memetik gitar, atensinya teralih ke arah pintu, begitu juga dengan semua anak-anak.
"Kak Bella..." Suara salah satu anak berseru nyaring sambil beranjak dari tempat duduknya. Ia berlari menghambur memeluk Naura, hal itu juga terjadi dengan semua anak.
Naura yang merasa diserbu langsung berjongkok dan membalas pelukan anak-anak. "Aduh, kalian udah pada tinggi-tinggi aja, Kak Bella kangen banget."
Anak-anak masih menghambur untuk memeluk Naura secara bergantian. Tanpa gadis itu sadari, jika di dekatnya sudah ada 3 orang yang berdiri di sekeliling Bu Ranti.
Naura berdiri dan mendongak menatap ke arah Bu Ranti. Tatapannya kemudian terkunci pada seseorang yang sangat tidak ia sangka akan ia temui di sini.
"Nak Bella, kenalkan, ini ada nak Aksa, Daniyal sama Raikal. Mereka juga sering kesini main sama anak-anak," ujar Bu Ranti seraya mengenalkan ketiganya pada Naura.
Tubuh Naura seolah panas dingin, seseorang mengulur tangan dengan wajah dilengkapi senyum. Terlihat sangat manis dan tampan, tapi Naura amat membencinya. "Bella," sahutnya sambil meraih tangan cowok tersebut.
"Aksa," balasnya yang merasa canggung saat tangannya tiba-tiba dilepas setelah disalami beberapa detik.
Naura menyesal, mengapa ia harus mampir ke Panti hari ini. Ia tidak menyangka secara tidak sengaja akan bertemu dengan Jevan serta temannya pada kunjungan kali ini.
Sudah terlambat untuk pergi, otaknya seakan buntu untuk mencari alasan. Satu hal yang tidak bisa Naura kontrol detik ini, ialah ekspresi wajahnya yang dingin seketika.
"Kak Bella bawa apa?" Aruna, salah satu anak berusia 4 tahun menyadarkan Naura dari lamunannya.
"Kak Bella bawa banyak cupcake sama kue kecil buat kalian." Alih-alih terus bertemu tatap dengan Jevan, Naura lebih memilih fokus pada anak-anak. "Kuenya ada sama Bu Jenar, mau kita ambil sekarang?"
"Mau!!!" Semua anak-anak berseru kesenangan. Sambil menuntun Naura dan Jevan serta yang lain, anak-anak itu berjalan cepat menuju ruang makan.
Sesampainya di ruang makan, Naura tampak bersemangat membagikan yang sudah ia bawa. Jevan yang sejak tadi tidak dapat melepaskan tatapannya pada sosok Naura, ditegur oleh Daniyal dengan cara disenggol lengan kanannya.
"Lihatnya biasa aja," ujar Daniyal memperingatkan.
"Cewek itu kayaknya nggak kenal gue deh, Dan." Jevan rupanya sejak tadi penasaran, pasalnya ia sering menemui cewek yang pasti histeris senang saat bertemu tatap dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Enemy
Chick-LitKembali dipertemukan dalam hubungan yang luar biasa rumit, selama apa Jevan dan Naura bertahan terhadap pernikahan dadakan mereka?