Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nau, akhir pekan kamu sibuk nggak?"
Masih dengan pisau ditangan kanannya sambil memotong sayur, Naura menjawab, "Sibuk."
Jevan kemudian berjalan menghampiri lalu berdiri sangat dekat dengan sang istri. "Kok sibuk, emang mau ngapain?"
Sempat melirik sekilas kearah Jevan, Naura terdengar mengembuskan napasnya pelan. "Mau bantu mentri kelautan mancing di Raja Ampat."
Jangan berharap Naura akan serius menjawab pertanyaan Jevan, sebab pria itu seharian ini sudah berhasil membuatnya sebal.
Sebut saja seperti tadi siang. Saat Naura sedang sibuk dengan urusan Rosabelle, Jevan juga tidak kalah sibuk terus-menerus menelponnya.
Entah apa topik yang dibicarakan pria tersebut.
Kucing dijalan lah.
Motor antik yang katanya ada radionya lah.
Mobil dengan stiker aneh, hingga ceritanya yang sempat memborong dagangan tisu anak-anak yang berjualan di lampu merah.
"Kamu kenapa sewot gitu sih, kan aku tanyanya baik-baik."
Mendengar ucapan lesu Jevan, perasaan bersalah perlahan terasa dalam benak Naura. Dilepasnya pisau dan perhatiannya terhadap sayur yang tadi sempat ia potong, kini tatapan wanita itu beralih pada pria yang kini masih berdiri tepat di sampingnya.
Kegiatan memotong Naura yang tadi masih berlanjut kembali terhenti. Kepala wanita itu lagi-lagi menoleh kearah pria di sampingnya lengkap dengan kening yang mengernyit. "Jev, please, besok banget?"
"Iya, nanti kalo besok aku kasih tau, kamu marah karena dadakan."
Naura sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Jevan seharian ini memang tidak habis-habisnya membuat ia menggelengkan kepala.