Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi, maksud lo malam-malam video call gue, ganggu waktu libur gue, cuma mau ngomongin masalah cewek, iya?" Daniyal sempat jengah mendengar cerita Jevan yang panjang lebar.
"Ini tuh bukan cewek mana-mana, Dan, ini Naura."
Dari seberang telepon, Daniyal terlihat menggaruk kepalanya. "Ya terus, kalau itu ternyata benar Naura, lo mau apa, Jev?"
Seketika Jevan terdiam, ia tiba-tiba sadar, "Iya juga ya, kok gue heboh?"
"Nah itu, kenapa lo heboh banget perkara Naura doang."
"Tapi, Dan ... semenjak ketemu Lisa, gue kayak kepikiran gitu sama si Cupu. Emang lo enggak penasaran sekarang dia kayak gimana?"
"Mulai deh manggil dia pakai sebutan Cupu lagi, lo nggak tobat apa Jev, dulu pernah jahatin Naura?"
"Tobat gue, gue dihantui rasa bersalah asal lo tau."
"Gue nggak lihat tuh lo ngerasa bersalah sama Naura."
"Susah ngomong sama lo yang bawaannya selalu buruk sangka sama gue. Dari pada kelamaan video call lo, mending gue tidur, bye." Jevan mematikan sambungan teleponnya dengan Daniyal. Entah mengapa ia terpicu kesal karena topik pembahasannya merupakan bagian dari masa lalu Jevan.
"Kalau seandainya nanti gue ketemu sama Cupu, gue harus gimana ya?"
***
Naura memulai harinya dengan semangat. Ia melajukan Civic Type R hitamnya menuju Rosabelle sambil bersenandung kecil.
Sesampainya di toko, gadis jangkung itu kemudian masuk dalam ruangannya. Di sana ia langsung duduk dan mulai fokus pada tablet yang memperlihatkan kalender pesanan customer.
"Hari ini lumayan padat, Nau, ada 2 cake yang harus kita décor, temanya nggak berat sih, standart," ujar Lisa yang entah dari kapan sudah ada di ruangan Naura.
"Iya sih cake cuma 2, tapi pesanan cupcake kita masih full."
"Setidaknya kalau kita ngerjainnya sekarang, kita masih punya waktu makan siang sama nggak lembur."
Naura terkekeh mendengar ucapan Lisa. "Oke, kita gerak sekarang."
Naura dan Lisa kemudian keluar dari ruangan kerja lalu bersama-sama berjalan menuju ruang produksi.
Jika dua gadis itu tengah sibuk dengan pesanan cake, tidak jauh beda dengan kegiatan Jevan. Hari ini, cowok itu tampak sibuk pemotretan brand pakaian yang memerlukan waktu sepanjang hari.
Di saat jam makan siang, Jevan terlihat letih, ia mengaku lapar pada Daniyal, selaku managernya.
"Mau makan apa lo?" tanya Daniyal.
"Malas makan berat, pengennya roti sih, sama kopi enak tuh."