Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Naura sedang menunggu Jevan pulang di rumahnya. Sengaja memasak menu makan malam sedikit lebih cepat agar ia bisa menyambut suami pulang dalam keadaan bersih.
Jangan berpikir jika Naura melakukannya secara sadar, hal itu berjalan mengalir begitu saja. Seakan ia lupa jika dulu Jevan pernah berbuat jahat padanya.
Perlahan, langit yang tadinya cerah menguning kini berganti dengan gelap. Hawa dingin berhasil masuk melalui sela-sela jendela menerpa Naura yang saat ini tengah duduk di ruang tengah sambil bermain ponsel.
"Kemana sih, Jevan, giliran udah dimasakin malah telat pulang."
Dering ponsel mengejutkan wanita berambut panjang tersebut. Usai melihat siapa yang menelpon, Naura pun sigap menjawab. "Halo?"
"Malam ini aku tidur di apartemen ya, Nau. Kamu jangan kemana-mana, aku udah minta Daniyal buat telpon Lisa supaya ke rumah."
"Kok bilangnya dadakan sih, aku udah di rumah."
Terdengar helaan napas berat dari seberang telepon, Jevan menyahut, "Maaf ya, aku bilangnya dadakan, nanti besok aku langsung pulang kok."
Naura jengkel. Tentu saja, siapa yang tidak kesal jika mengingat ia sudah memasak makan malam dengan semangat tapi Jevan memilih tidur di apartemen.
"Ya udah, sana tidur aja di apart, besok-besok gak usah pulang ke rumah." Naura mematikan sambungan teleponnya dengan Jevan secara sepihak.
Dadanya naik turun berusaha mengatur napas yang menggebu. Perasaan marah yang perlahan memuncak berhasil membuat Naura menggeram sambil mengacak rambut.
Sementara itu, usai menelpon sang istri, Jevan langsung melepas ponselnya lalu berbaring sambil menutup mata dengan lengan.
Daniyal berkali-kali mendengkus melihat sikap Jevan yang dinilainya diluar akal.
"Jev, lo nggak takut Naura marah sama lo? Dia bisa aja salah paham kalo lo bilang alasannya gitu."
Dengan sisa tenaga, Jevan menjawab, "Gue lebih milih dia marah dari pada ketularan gue sakit, Dan."
Ya, Jevan saat ini tengah sakit. Berlebihan memang dengan sikap pria ini sekarang. Ia terbiasa menahan sakit sendirian dan takut orang sekitar yang ia sayang tertular.
"Heh! Lo cuma flu sama demam ya, Jev, bukan sakit menular yang gimana-gimana. Harusnya saat-saat kayak gini justru lo manfaaatin Naura sebagai istri, emang lo nggak mau sakit dirawat?"
Mendengar ocehan Daniyal, kepala Jevan semakin berdenyut nyeri. "Lo bawel banget. Dan, udah mending keluar deh, gue mau istirahat." Jevan mengubah posisi telentangnya menjadi miring, namun rupanya ia merasa masih perlu memperingatkan Daniyal. "Dan, awas ya kalo Naura tau gue sakit, gue mogok kerja 2 minggu."