Naura gelisah. Sejak pembicaraannya dengan Jevan berakhir beberapa saat yang lalu, matanya masih sulit terpejam.
Ditambah dengan Jevan yang enggan berpindah kamar, alhasil mereka kembali tidur berdua.
Merasakan kasur terus bergerak, Jevan yang ternyata juga belum tidur lantas bersuara, "Nggak bisa tidur ya?"
Naura reflek menoleh, "Iya."
"Lampunya mau dinyalain?"
"Nggak, gue biasa tidur gelap kok."
Jevan bangun dari posisi berbaringnya, masih dengan menatap kearah Naura. "Kok pakai gue lagi."
Mendengar ucapan Jevan lantas Naura juga ikut bangun. "Lah, emang sejak kapan kita sepakat aku kamuan?"
"Kan kamu duluan yang aku kamuan." Jevan tidak mau kalah.
Dengan kening yang mengernyit, Naura siap mendebat. "Kapan?"
"Tadi, waktu kita makan di warung Bu Norma."
Percuma jika Naura mendebat Jevan saat ini. karena mungkin saja pria ini benar, ia yang tidak sadar sudah mengucapkan kata kamu.
Enggan berdebat, Naura memilih berbaring membelakangi Jevan sambil menggerutu.
Jevan yang merasa menang langsung tersenyum. "Kamu mau cuddle nggak, kayaknya kita berdua sama-sama susah tidur."
Naura tidak menjawab, reaksinya langsung melempar bantal kearah Jevan yang kembali tertawa.
***
Paginya setelah sama-sama bangun dari tidur, Jevan yang berniat pergi ke studio kini rapi duduk di meja makan.
"Nau, aku mau dong dibuatin sarapan kayak kemarin," ujar Jevan saat melihat Naura tengah sibuk memotong sosis. "Boleh nggak?"
Tak ada alasan Naura untuk mengatakan tidak pada Jevan, "Yang kayak kemarin itu yang mana?"
"Itu loh, yang toast pakai avocado sama scramble egg."
Naura melepas sosisnya lalu mencuci tangan. Dengan cekatan wanita itu memanggang roti, mengeruk buah alpukat dan juga menggoreng telur orak-arik.
Melihat hal itu, Jevan lagi-lagi terdiam. Secara tidak sadar ia melihat Naura mendahulukan dirinya dibanding diri wanita itu sendiri.
"Kamu mau minumnya pakai apa?" tawar Jevan sambil berjalan mendekat kearah sang istri.
Naura menoleh dan menatap singkat Jevan. "Susu hangat aja boleh." Sempat kembali fokus, tiba-tiba Naura ingat Jevan sempat sakit perut karena sarapan minum kopi. "Kamu jangan minum kopi, nggak boleh."
Tangan Jevan seketika terhenti. Butir kopi nyaris ia giling sebelum Naura menegurnya cepat. "Kenapa nggak boleh?"
"Nanti sakit perut lagi kayak kemarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Enemy
ChickLitKembali dipertemukan dalam hubungan yang luar biasa rumit, selama apa Jevan dan Naura bertahan terhadap pernikahan dadakan mereka?