Jevan membawa Naura ke jalan yang sama sekali tidak Naura ketahui. Hari sudah semakin gelap sementara hujan semakin mereda. Kini keduanya sudah tiba di sebuah jalan yang hanya dilalui sedikit motor dan mobil. Dengan wajah bingung, Naura pun tidak tahan untuk tidak bertanya.
"Kita mau kemana sih, Jev?"
Jevan sigap melepaskan seat belt Naura lalu menyahut, "Warungnya agak ke dalam sedikit, Nau, jadi dari sini kita harus jalan, nggak papa ya? Lumayan dekat kok."
Jevan keluar mobil lalu berjalan membuka pintu Naura. Mengira Jevan lupa dengan topinya, Naura pun turun sambil menenteng topi pria tersebut.
"Kok nggak pakai kacamata? Nih topi."
Jevan memakai topinya sembarang, ia bahkan memposisikan topinya terbalik. "Di sini nggak papa kalo polosan. Udah sering soalnya."
"Tapi kan kali ini beda, lo kesini sama gue, bukan sama Daniyal atau Raikal."
Jevan hanya membalasnya dengan tawa kecil. Tangannya dengan cepat meraih tangan Naura lalu menggenggamnya erat.
Keduanya berjalan menyusuri jalan setapak yang hanya berhiaskan lampu-lampu jalan. Suasananya remang namun membuat Naura merasakan nyaman sebab tangannya hangat masuk kedalam saku jaket Jevan.
Mereka kini tiba di sebuah warung makan yang tidak terlalu besar. Seakan membuktikan jika ia sering kemari, Jevan langsung masuk lalu menyapa ibu-ibu yang berdiri di depan etalase.
"Malam Bu Norma."
Ibu yang dipanggil Jevan lantas menoleh lalu tersenyum lebar. "Eh ada Nak Jevan, masuk ... udah lama banget Nak nggak kesini, sibuk banget pasti."
"Iya nih Bu, sibuk banget, tapi malam ini kangen mau makan disini, akhirnya kesini deh."
Naura yang sejak tadi diam kini canggung saat Bu Norma melirik kearahnya.
"Duh, sekarang udah berani bawa cewek, cantik banget lagi Nak Jev."
Jevan terkekeh pelan sambil melirik kearah Naura yang menahan malu. Semu diwajahnya membuat Jevan ikut terpana sesaat.
"Ayo dipilih deh mau makan apa, mejanya sudah disiapin yang agak belakangan supaya nggak terlalu kelihatan seperti biasa."
jevan tengah memilih menu, Naura juga ikut melihat.
"Lo mau makan apa?"
Naura masih memili-milih. "Lo apa?"
"Bu, aku pesan ayam cabe ijo, ayam kecap sama teri kacang ya. Terus, sayurnya mau sayur tahu sama jamur, minumnya teh tawar hangat 3 kayak biasa."
Naura menganga mendengar pesanan Jevan segitu banyaknya. "Lo mesan buat lo sendiri?"
"Iya, lo pesan gih, atau samain aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Enemy
ChickLitKembali dipertemukan dalam hubungan yang luar biasa rumit, selama apa Jevan dan Naura bertahan terhadap pernikahan dadakan mereka?