28. Tell Me!

866 90 10
                                    

Naura bangun lebih dulu dari Jevan yang saat ini masih menggulung tubuhnya dalam selimut tebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naura bangun lebih dulu dari Jevan yang saat ini masih menggulung tubuhnya dalam selimut tebal. Entah apa yang sudah merasukinya semalam hingga membiarkan begitu saja pria ini tidur seranjang dengannya.

Jangan membayangkan tidur seranjangnya Naura dan Jevan lengkap dengan pemandangan saling memeluk mesra dari malam hingga pagi tiba. Hal itu tidak akan bisa didapat karena Naura berinisiatif membangun benteng pemisah antara posisi rebahannya dengan Jevan.

Walaupun tadi malam sempat mengeluh sempit, Jevan akhirnya tertidur lelap setelah lelah menggerutu pada sang istri.

Pagi ini, Naura sengaja tidak membangunkan Jevan sebab pria itu tampak sangat kelelahan. Wanita itu keluar kamar usai membersihkan diri lalu berjalan kearah dapur dengan niat membuat sarapan.

Saat tangannya lincah membuat toast, Naura mendengar suara dering ponselnya sebanyak 2 kali, ia pun bergegas menyambut panggilan tersebut.

"Halo, Dan, kenapa tumben pagi nelpon?"

Rupanya Daniyal yang saat ini sedang menelpon.

"Jevan di rumah lo nggak Nau?"

"Iya, di rumah gue, kenapa emangnya?"

"Tolong bangunin sekarang bisa nggak, Nau, penting banget, terus suruh dia angkat telpon gue."

Merasa intonasi Daniyal terdengar mendesak, Naura langsung menutup telepon usai bercakap lalu berlari kecil menuju kamar.

"Jev, bangun, Jev! Daniyal telpon!" Tidak tanggung-tanggung, Naura membangunkan Jevan dengan cara memukulnya kencang pada bahu pria tersebut.

Nyawa Jevan yang mulanya berterbangan kini menyatu cepat dengan paksa. "Euung... apaan sih."

"Ih cepetan bangun, lo ditelpon Daniyal dari tadi, kayaknya penting."

Posisi rebahannya kini berganti menjadi duduk. Masih dengan rambut yang acak-acakan, wajah meringis dan mata yang tertutup, Jevan tampak tidak rela menyudahi tidur nyenyaknya.

"Hp gue mana?"

Naura ikut mengedarkan pandangannya pada sekitar kasur, "Mana gue tau, lo naruhnya dimana?"

Jevan menggagapkan tangannya kekasur, ponsel itu ia dapat tepat dibawah bantal. Bergegas ia nyalakan benda pipih itu lalu melihat banyak laporan panggilan masuk dari Daniyal dan Raikal.

Jevan berinisiatif untuk memanggil Daniyal, dan belum sempat dering tunggu ketiga, pria dari seberang itu langsung mengangkat teleponnya. "Lo disuruh ke kantor sama Mas Gerald."

"Mau ngapain, kan gue masih cuti, Dan." Sambil menguap dan menggaruk kepalanya, Jevan mendengkus mendengar ucapan managernya tersebut.

"Apaan sih, kok gue tiba-tiba disuruh nyerahin demo, kan udah gue bilang bulan depan. Lagian lagunya belum rampung semua."

Married with EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang