#MHG5

1.5K 32 0
                                    

*****

Yoora terbangun lalu melirik kearah samping tempatnya tidur. Kemana pria itu? Tempat tidur di sebelah keliatannya masih rapi. Apa Itu artinya dia tidak tidur di kasur melainkan di sopa. Cih, yang benar saja. Dia bahkan tidak mau tidur seranjang dengannya. Sungguh keterlaluan.

Mengapa Yoora harus menyukai pria dingin, kaku, seperti Dexter. Di tambah pria itu sekarang sudah resmi menjadi suaminya. Dan Yoora harus terbiasa dengan sikap dingin yang di tunjukan pria itu. Kebanyakan pria yang Yoora temui, dia tidak seperti Dexter. Mereka lemah lembut, ramah tidak seperti pria itu yang keluar dari mulutnya hanya kata-kata tajam saja.

Taklama, Yoora segera bergegas ke kamar mandi. Membersihkan tubuhnya kemudian turun ke lantai bawah.

Disana sudah ada Dexter yang sudah siap mengenakan stelan jas hitamnya sedang sarapan bersama bunda.

"Dimana ayah?"tanya Yoora begitu tiba dan langsung duduk di samping Bundanya.

"Dia ada urusan jadi berangkat duluan, kamu tau sendiri kan"jawab Emira pada putrinya. Dibalas anggukan kecil oleh Yoora. Ia paham Ayahnya itu pasti sibuk mengurusi perusahaannya yang hampir bangkrut. Tapi sekarang tidak lagi, dia sudah membereskan semua nya. Yah walaupun masa depan Yoora yang menjadi taruhannya. Selagi orang tuanya tidak bersedih Yoora tidak akan mempermasalahkan apapun.

"Sedang apa disini?"tanya Emira ketika sadar putrinya malah duduk di disampingnya.

"Sarapan dong bun apalagi"ucap Yoora tak habis pikir.

"Maksud bunda, ngapain duduk disini. Harusnya kamu duduk disana temani suamimu dan urus semua keperluan dia. Bunda lihat tadi malah suami kamu yang bangun duluan. Sebagai seorang istri seharusnya kamu yang harus bangun lebih dulu nyiapin semua keperluannya"tegur Emira ketika Yoora melakukan hal yang menurutnya salah.

"Maaf bunda, aku lupa kalo udah punya suami"jawab Yoora. Karena memang sudah terbiasa mandiri,dia jadi tak terbiasa hidup berdua bersama orang lain.

Yoora segera berpindah tempat disamping Dexter. Pria itu hanya diam membisu meskipun Yoora ada di sebelahnya.

"Lain kali biasakan! Jangan sampai suamimu melakukan semuanya sendiri! Ingat tugas seorang istri adalah melayani suami"ujarnya sekali lagi memperingatkan anak gadisnya.

"Astaga iya bunda"ucap Yoora mulai merasa jengah. Ia kemudian melirik kearah samping suaminya berada. Pria itu sedang memakan sarapannya dengan tenang. Raut wajahnya ketika makanpun tetap sama. Datar. Bukannya sarapan Yoora malah asik memandangi wajah Dexter. Gadis itu mendesis dalam hati. Mengapa suaminya tampan sekali. Ia merasa pernikahan yang dia lakukan beberapa waktu lalu tidak sia-sia.

"Mau minum? "tawar Yoora pada Dexter.

Tidak ada jawaban dari pria itu. Melainkan dia terlihat sedang kesusahan meraih gelas yang tak jauh dari Yoora.

"Apa susahnya bilang ' istriku yang cantik tolong ambilkan air untukku' mengapa begitu saja tidak bisa, kau bisu atau bagaimana"gerutu Yoora karena Dexter pria itu terus saja bersikap dingin padanya. Tidak bisakah dia berpura-pura bersikap romantis di depan bundanya.

"Yoora! Jangan bersikap seperti itu pada suamimu!"seru Emira.

Yoora yang tengah menuangkan air untuk Dexter pun hanya bisa cengengesan. Sedangkan Emira tak hentinya menggelengkan kepala melihat kelakuan putrinya sendiri. Gadis itu sepertinya memang belum siap untuk menikah.

"Bunda kita pamit "sahut Dexter tiba-tiba. Berhasil membuat Yoora tersedak saat sedang memakan sarapannya.

"Kita? Kau dan aku? Kita kemana?" beo nya. Tidak mengerti akan ucapan pria itu.

My Cold Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang