*****
Ketika sampai di rumah kediaman Dexter. Yoora segera menepuk-nepuk pipi pria itu. Sembari melepas masker serta topi pemberian Marry tadi.
"Hei, bangun kita sudah sampai"ujar Yoora.Bukannya bangun pria itu malah semakin terlelap mencari posisi yang nyaman di pangkuan Yoora.
"Ishh bangun!! Nanti badanmu sakit semua."Yoora menjadi kesal sendiri, ternyata membangunkan seorang Dexter susah sekali. Yoora mulai mencari akal, ia memandangi wajah Dexter, tangannya terulur untuk menyentuh hidung mancung milik pria itu. Lalu menekannya sehingga Dexter kesulitan bernafas.
Pria itu langsung membuka kedua matanya dengan keadaan wajah membiru, lalu berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya.
"Kau gila?!"sahut Dexter tajam menatap Yoora yang sedang tersenyum tanpa dosa.
"Ya maaf, aku hanya ingin kau pindah ke tempat tidur yang lebih nyaman agar seluruh tubuhmu itu tidak sakit"cicit Yoora tidak berani menatap ke arah Dexter.
Dexter hanya bisa menghela nafas panjang. Melihat Yoora yang tampak nya memang tidak bermaksud melakukan hal lain selain membangunkannya. Pria itu kembali melonggarkan dasinya. Dan melepas jas yang terus melekat ditubuhnya. Dexter menaikan sebelah alisnya. Ketika Yoora menyodorkan tangannya.
"Aku sudah memberimu Black Card tempo hari. Kau apakan" Yoora mencibir mendengar hal itu. Memang tempo hari Dexter pernah memberinya kartu pembayaran yang saldonya seharga fantastis. Tapi dia tidak berani menggunakan semua itu. Karena mereka juga belum sepenuhnya memenuhi syarat pasangan pada umumnya bagaimana rumah tangga. Lagi pula Yoora masih bisa menghasilkan uang. Jadi dia tidak terlalu khawatir jika Dexter tidak memberinya nafkah. Tapi diluar itu, Yoora tidak menyangka kalau pria itu masih bersedia bertanggung jawab atas pernikahan yang notabenya memang tidak diinginkan.
"Ck bukan, sinikan jas mu biar aku yang bawa. Biarkan istrimu yang cantik ini berperan sebagaimestinya yaitu menjadi seorang istri"
Yoora menaik turunkan kedua alisnya. Sehingga membuat Dexter merasa terheran-heran dengan tingkahnya dan langsung saja memberikan jasnya pada Yoora. Kemudian bergegas keluar dari dalam mobil meninggalkan Yoora seorang diri.
Gadis itu dengan senang hati menerima jas yang di berikan oleh sang suami tercintahh. Lalu keluar menyusul Dexter, sepanjang perjalanan menuju kamar nya. Yoora tak berhenti senyam-senyum. Para pelayanan yang tak sengaja berpapasan dengan Yoora pun ikut merasa heran sekaligus merinding.
Saat berbelok menuju kamarnya, Yoora terkejut mendapati Dexter ada di dalam kamarnya sedang tidur. Masih mengenakan pakaian kantor. Bahkan sepatunya saja tidak sempat di lepas. Yoora mengerti, pasti pria itu sangat ngantuk dan lelah. Sampai-sampai salah kamar.
Berjalan menghampiri Dexter lalu mencoba membuka sepatu yang masih melekat di kakinya. Yoora berniat membangunkan pria itu kembali, namun ia urungkan. Tapi Jika di biarkan terus pasti tidurnya tidak akan nyaman memakai pakaian seperti ini. Yoora bangkit dan pergi menuju kamar mandi. Lebih baik dia membersihkan tubuhnya terlebih dahulu. Karena badannya sudah sangat tidak nyaman. Biarkan saja dia tidur dengan lelap. Keputusan final Yoora akhirnya.
****
Yoora keluar dari kamar mandi, seperti biasa mengenakan lingerie hitam seksi. Sudah menjadi rutinitas Yoora setiap malamnya mengenakan pakaian dinas seperti ini. Toh, pria itu tidak akan tertarik dengan tubuhnya. Jadi dia pikir tidak ada salahnya jika memakai pakaian ini.
Tanpa di duga, diatas kasur tampaknya Dexter sudah terbangun. Dia sedang duduk di tepi kasur sambil masih mengumpulkan setengah nyawanya. Mungkin terbangun karena pakaian yang dia kenakan. Yoora ingin menghampiri Dexter namun kakinya tiba-tiba saja tersandung alas karpet tempat tidur. Tubuhnya melayang ke arah dimana Dexter berada, bagaikan slowmotion, pria itu tampak melebarkan matanya. Ketika tubuh Yoora menimpa tubuhnya. Sehingga mereka tumpang tindih di atas kasur. Tapi kepala mereka tidak saling berhadapan ya, kepala Dexter menghadap kanan sedang Yoora menghadap kiri.