Guys vote yu! masa yang baca sama vote gak balance:( Yo tinggalkan jejak kalian dengan cara vote. Gratis kok gak bayar. Oke makasih banget buat yang udah vote. Tambah semangatttt nih buat up!!!
Selamat membaca 🖤
.
.
.
.
.
.Dengan gerakan cepat Dexter menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Yoora yang sedang terlentang beserta kakinya yang ikut terlentang. Kedua lengan Dexter menopang di samping dekat kepala Yoora dengan sikutnya. Supaya tubuhnya tidak menimpa dan memberatkan gadis itu.
Yoora yang terkesiap, hanya bisa termenung sembari mengerjapkan matanya beberapa kali. Ketika tersadar, Yoora langsung berusaha mendorong dada bidang Dexter agar menjauh dari tubunya. Namun bukannya menjauh, Dexter malah semakin merapatkan tubuhnya pada Yoora. Hal itu mampu membuat netra Yoora membulat.
"Apa yang kau lakukan! Menyingkir dari ku!"seru Yoora.
"Ini kan yang kau tunggu-tunggu? Mengapa sekarang malah menolak"sahut Dexter menoleh kebawah menatap Yoora yang entah mengapa hari ini wajah gadis itu terlihat sangat menawan dan cantik. Hey, tuan Dexter kemana saja dirimu.
Pria itu menatap Yoora dengan dalam, entahlah Yoora juga tidak mengerti arti tatapan pria itu padanya.
"A--apanya yang aku tunggu"ucap Yoora gugup sendiri karena di tatap seintens itu oleh Dexter. Di tambah wajah mereka yang sangat dekat bahkan harum aroma nafas Dexter tercium. Wangi rasa mint yang segar.
"Bikin anak" timpal Dexter dengan santai.
Yoora yang sedang membuang mukapun lantas langsung menoleh ke arah pria itu dengan mata yang membulat.
"Astaga mulutmu!"Dexter mengangkat sebelah alisnya.
"Apa? Bukan kah itu yang kau katakan tempo hari. Aku hanya meniru perkataan mu saja"Bagaikan kepiting rebus, pipi Yoora sekarang merah padam. Dia tak menyangka jika Dexter masih mengingat perkataannya. Padahal waktu itu Yoora hanya asal bicara saja.
Dexter terkekeh melihat wajah Yoora lucu yang merah karena menahan malu.
"Tunggu apalagi. Aku bisa melakukannya sekarang. Bagaimana?"ujar Dexter dengan suara beratnya.Cukup lama mereka bertatapan, Dexter yang sudah tak tahan pun langsung saja menyerang Yoora tanpa menunggu persetujuan dari gadis itu lagi. Pria itu mencumbu leher Yoora, menciumi seluruh bagian leher gadis itu. Yoora lantas mengerang kala Dexter mencumbu lehernya dengan lembut.
"Akhhh"
Tapi selang beberapa saat kemudian, Yoora tampak menghentikan gerakan Dexter yang ingin beralih mencium bibirnya.
Astaga apa yang telah dia lakukan. Mereka bahkan belum menikah secara sah. Tapi Yoora sudah melakukan hal yang seharusnya tak pantas dia lakukan. Yoora, gadis itu berusaha menyadarkan dirinya kembali. Dengan cara menampar pipinya beberapa kali.
"Apa yang kau lakukan" seru Dexter sembari memegang tangan Yoora, berusaha menghentikan gerakan gadis itu yang kembali ingin menampar pipinya sendiri.
"Jangan menyakiti dirimu sendiri, aku tidak suka! Jika memang tidak mau melakukannya, kau bisa menamparku"sahut Dexter tampak marah dan tidak suka cara bersikap Yoora barusan. Yang Malah menyakiti dirinya sendiri.
"Ayo tampar saja aku"ucap Dexter sembari menuntun tangan Yoora ke arah pipinya.
"Bukan seperti itu. Hanya saja kita belum resmi menikah. Tidak seharusnya kita melakukan hal ini"timpal Yoora menarik kembali tangannya yang berada di pipi Dexter.
Dexter terdiam, ia lantas mengubah posisinya menjadi tiduran di samping Yoora dan menjadikan tangan gadis itu sebagai bantalnya.
"Aku akui, perkataan ku memang sulit atau tidak bisa di percaya. Tapi jika kau memang membutuhkan bukti, aku bisa memberikannya"ucap Dexter menoleh ke samping sambil menengadah menatap Yoora.