*****
"Tidak bisa kau tetap harus makan! "
Nada tegas ini terdengar tidak asing bagi telinga Yoora. Lantas dia membulatkan matanya setelah menyadari suara siapa ini. Yoora membalikan kepalanya kearah sumber suara. Pria itu sudah siap dengan setelan jas kantornya dan memandangi Yoora tajam.
Refleks Yoora merubah kembali posisinya menjadi duduk. Setelah tau bahwa Dexter lah yang datang ke kamarnya. Namun kram di perutnya tidak mampu dia ajak kompromi. Alhasil Yoora kembali meringkuk sambil terus memegangi perutnya di sertai ringisan.
"Awshh...Astaga.. "ringis Yoora.
Dexter yang mendengar rintihan Yoora bergegas mendekat ke arah samping tempat Yoora.
"Ada apa? Kau kenapa? "tanya Dexter dengan nada sedikit khawatir.
Hanya gelengan lemah saja yang Dexter terima. Pria itu semakin bingung mendapat jawaban hanya dengan gelengan kepala saja. Apa artinya? Tidak apa-apa, baik-baik saja atau sedang tidak baik-baik saja. Kumohon Dexter tidak mengerti. Apa yang dia harus lakukan.
"Jawab dengan benar, kau baik-baik saja atau tidak?!" tegas Dexter. Karena tidak tau harus melakukan apa. Supaya dapat menolong gadis itu.
"Tidak, shh... aku hanya sedang datang bulan"jawab Yoora diiringi rintihan. Dexter duduk di samping tubuh Yoora.
"Jadi kau sedang tidak sehat? Dan apa itu datang bulan?"tanya Dexter dibuat bingung dengan jawaban-jawaban yang keluar dari mulut gadis itu.
Yoora merutuki pria di hadapannya ini. Dia sedang kesakitan dan pria itu malah terus mengajaknya berbicara.
"Kau itu cerewet sekali! Tidak lihat jika istrimu ini sedang kesakitan. Kalau kau tidak berniat membantuku sebaiknya keluar saja! Jangan menambah sakit di kepalaku!"cerca Yoora tanpa sadar meledakan emosinya pada Dexter yang langsung tercengang.
Mengapa gadis itu marah, dia juga ingin berniat membantu hanya saja ia tidak tau apa yang gadis itu tengah rasakan.
Dexter mengerjapkan matanya, lalu segera mengeluarkan ponselnya menghubungi dokter pribadinya. Tidak ingin terkena semprotan lagi Dexter memilih jalan aman saja.
"Dokter sedang perjalanan kesini, tahanlah sebentar"ujar Dexter memasukan kembali ponselnya kedalam saku celana. Kemudian melirik wajah gadis itu yang tampak pucat. Tangannya terulur menyentuh perut Yoora.
"Apa disini sangat sakit?"tanya Dexter hati-hati takut menyinggung perasaan gadis itu lagi. Yoora hanya mengangguk beberapa kali sebagai jawaban.
Posisi Yoora kali ini tidak lagi meringkuk melainkan berguling kesana kemari layaknya setrikaan.
"OH ASTAGA! Sakit sekali! HUAA BUNDA AKU INGIN PULANG!"teriak Yoora setengah meracau. Bergelinding kesana kemari seraya memegangi perutnya.
Dexter kelimpungan sendiri melihat Yoora yang tampak sangat kesakitan sampai berguling seperti itu. Berdiri dengan resah, berjalan mondar-mandir sambil terus melirik jam tangannnya.
Sial, kenapa lama sekali.
"Cepatlah! Istriku sangat kesakitan sekarang! Jika sampai terjadi sesuatu pada nya, aku tidak akan segan menghajarmu!" murka Dexter langsung mematikan sambungan telpon secara sepihak. Tidak membiarkan orang disebrang sana berucap sepatah katapun.
"Ku mohon tenanglah, Dokter sebentar lagi datang"Seru Dexter berusaha menenangkan gadis itu yang terus meracau dan berguling-guling.
"HUAAAAA! BUNDAA!!! AKU TIDAK INGIN MATI MUDA!" Racau Yoora yang sudah tidak jelas. Rasa sakit yang ia rasakan rasanya seperti tuhan ingin mengambil nyawanya hari ini juga.