#MHG10

1.2K 25 2
                                        

*****

Yoora berjalan dengan anggun memasuki sebuah bangunan yang tampak menjulang tinggi. Diikuti Marry dibelakang nya. Dengan hanya dibaluti blazer hitam lalu dress berwarna merah serta sepatu boots berwarna hitam setinggi mata kaki terlihat indah melekat di kaki jenjang putih milik gadis itu. Tampilan rambut Yoora kali ini sedikit berbeda,ia meng curly sedikit ujung rambutnya.

Begitu masuk semua tatapan kini tertuju pada gadis itu, bahkan ada yang menatapnya dengan tatapan iri maupun kagum. Tapi Yoora sepertinya tidak menghiraukan semua itu. Menurutnya itu sudah biasa. Untuk kali ini dia memang agak sedikit melonggarkan penjagaannya , sebab didalam gedung ini tidak seramai di tempat umum. Lagipula mereka sedang bekerja mana mungkin berani berkerumun disaat jam kerja. Terbukti sekarang, tidak ada satupun yang beranjak meminta foto ataupun tandatangan padanya. Hanya bisa memandangi idola mereka yang semakin jauh.

Dan anehnya, mengapa Yoora seperti tidak asing dengan tempat ini. Ia merasa pernah masuk ke dalam tempat ini, namun dia tidak terlalu mengingatnya. Maklum model internasional. Banyak perusahaan yang sudah menjalin kontrak dengannya.

"Marry, kau tidak salah gedung kan?"sahut Yoora tiba-tiba di sela perjalanan mereka menuju kelantai 20 dimana rapat diadakan.

Marry sedikit lebih maju kedepan, mensejajarkan langkah mereka.
"Tidak mungkin, aku yakin ini alamatnya, sesuai dengan yang diberitahukan oleh sekretasinya itu padaku"

Taklama, Gadis itu tampak menggedikan bahunya seolah tidak peduli lagi. Melangkah pergi begitu lift terbuka. Disusul Marry di belakang.

"Maaf aku sedikit terlambat, ada sesuatu hal yang harus aku urus tadi" Ujar Yoora begitu tiba di ruangan rapat yang sudah diarahkan oleh resepsionis tadi.

Para anggota rapat semua sudah ada di dalam ruangan. Rapat yang seharusnya sudah berlangsung dari 30 menit yang lalu harus tertunda karena artis yang akan menjadi model dari produk mereka belum juga tiba.

"Sepertinya kau perlu belajar lagi bagaimana cara menghargai waktu seseorang yang sudah menunggumu selama 30 menit lamanya. Nona Yoora Halime shahinaz" suara dingin serta tajam menusuk indera pendengaran gadis itu.

Seorang pria terlihat berdiri menghadap ke arah kaca jendela dengan posisi membelakangi dirinya. Sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.

"Sudah ku bilang, CEO kali ini bukan sembarang orang yang mudah dikendalikan. Kudengar dia sangat tegas dan juga dingin. Berhati-hatilah"bisik Marry pada Yoora yang berada di depannya.

Mendengar hal itu, Yoora tampak menelan salivanya. Bagaimana jika pria itu mengancam lalu berusaha mencari cara agar ia bisa menikahi dirinya. Tidak! tidak! Yoora tidak ingin menjadi istri ke dua apalagi ke sepuluh. Dia sangat tidak sudi jika harus dijadikan istri ke sekian. Mau sekaya apapun Yoora tidak akan rela. Yoora bahkan sangat yakin jika pria ini mempunyai banyak istri. Dia pengusaha kaya raya tidak mungkin hanya cukup satu wanita saja. Kebanyakan pria seperti itu.

"Maaf atas tindakan tidak profesional saya"sahut Yoora dengan nada sedikit terpaksa. Dasar CEO tidak berperikemanusiaan. Padahal alasan dia tidak bisa hadir, cukup masuk akal karena badanya yang tidak terlalu Fit. Apakah begitu saja tidak mengerti? Semoga harinya selalu siang.

Sekretaris yang sibuk mempersiapkan berkas-berkas apa saja yang akan dijadikan bahan rapatnya nanti. Terdengar menyahut mempersilahkan keduanya untuk duduk tanpa menoleh sidikitpun.

"Silahkan kalian duduk terlebih dahulu"ujar seorang sekretasi berjenis kelamin pria itu.

Yoora bukannya duduk dia malah tercengang di tempat. Sedangkan Marry sudah duduk lebih dulu. Bukan kah dia sekretaris yang ada di kantor Dexter suaminya? Gadis itu merasa heran Mengapa dia bisa ada disini? Jangan bilang bahwa kantor ini adalah milik pria itu. Dan jangan bilang juga bahwa CEO yang sempat ia kutuk serta sudah ia sumpah serapahi itu adalah suaminya. Yoora merasa lututnya seakan lemas.

My Cold Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang