#MHG20

968 23 3
                                    

*****

"Dexter, pria itu aku sama sekali tidak mengerti dia. Sikapnya terus saja berubah-ubah kadang normal dan kadang juga abnormal. Terkadang saat aku menciumnya dia juga ikut membalas ciumanku, tapi terkadang juga dia selalu mengakhiri semuanya sebelum ke tahap pembuatan bayi dan itu sangatt sangatt membuatku frustasi dan bimbang!!!"ujar Yoora flashback. Seraya mengacak rambutnya frustasi.

"Kadang dingin dan kadang juga hangat. Pokoknya pria itu sama sekali tidak dapat dimengerti!! Aku sudah muak, entah dia gay atau tidak! Aku tidak peduli lagi!"seru Yoora mulai kesal sendiri. Tadi pagi juga Yoora sempat bertengkar kecil dengan Dexter, perihal masalah Yoora yang terus-menerus bertanya kepada pria itu mengenai sikapnya yang labil. Dexter yang tidak tau harus berkata apapun lebih baik memilih diam. Dan berakhir Yoora yang ditinggalkan dengan muka marah nya.

"Aku mengerti, kau boleh saja mengeluh sebanyak yang kau mau, asalkan jangan sampai membuat dirimu sendiri menyerah. Ingat! Tidak ada Badai yang berlangsung selamanya. Begitupun masalah yang sekarang sedang menerpamu. Percaya kan semua pada takdir"

Yoora menggeleng keras sembari menutup rapat mulutnya.
"Takdir mana lagi yang harus aku percaya, Marry"

Brak!!!

Tiba-tiba saja pintu terbanting dengan cukup keras, Yoora dan Marry pun sama-sama terperanjat karena kaget. Seseorang muncul dari luar pintu dengan wajah paniknya melirik tepatnya ke arah Yoora.

"Maafhhh, Yoorahh kau tidak papahh?!!"ucap pria itu langsung nyelonong masuk ke dalam lalu segera mengecek keadaan gadis itu. Ia Memutar mutarkan kursi sekaligus badan Yoora. Selang beberapa detik pria itu lalu terlihat menghembuskan nafas leganya.

"Kau kenapa?"tanya Marry cengo, begitupula Yoora. Gadis itu sampai beringsrut menutupi seluruh badannya karena tangan Pria itu yang meraba-raba tubuhnya. Taklama Yoora melirik kearah Marry menyetujui ucapan pria itu.

"Syukurlah, kau baik-baik saja. Aku kira terjadi sesuatu padamu"ujar William. Seraya berjalan duduk di sopa takjauh dari mereka berdua.

"Astaga! Berlari dari lantai satu ternyata cukup menguras tenaga juga"sahut William tidak langsung menjawab pertanyaan dari Marry melainkan sibuk melepaskan jas nya.

Marry menatap pria itu dengan datar dan malas.
"Tidak usah lebay, naik lift saja begitu apalagi naik tangga darurat"cibir Marry.

"Hehe becanda kali"timpal William mendengar ucapan pedas dari jelmaan manusia itu.

"Itu tidak penting, yang terpenting sekarang jawab pertanyaannya terlbih dahulu, mengapa kau berlarian seperti tadi, apa terjadi sesuatu"tanya Yoora sekaligus penasaran.

Baru William ingin membuka
mulutnya berniat menjawab pertanyaan Yoora, namun lagi dan lagi suara dentuman pintu yang cukup keras kembali terdengar. Mereka semua tersentak lalu serempak menoleh ke asal sumber suara.

Terpampang lah seorang pria jangkung yang tampak ngos-ngosan. Membanting pintu cukup keras, ditambah jas yang dia pakai sudah berantakan. Namun bukannya jelek justru pria itu terlihat sangat seksi.

Yoora membulatkan matanya ketika tau siapa yang datang kali ini.
"Dexter"seru Yoora. Gadis itu beranjak dari duduknya, lalu dengan cepat menghampiri Dexter yang sedang berdiri di ambang pintu.

"Ada apa?!!!Kenapa kau berlarian seperti itu. Apa yang terjadi!" Terdengar suara Yoora yang sedikit khawatir melihat keadaan pria itu yang datang dengan baju yang sudah berantakan. Seraya mengusap keringat yang mengalir deras di pelipis Dexter dengan tangannya sendiri.

"Duduklah"titah Yoora menuntun Dexter agar duduk di samping William yang sedang selonjoran. Dexter yang baru tersadar melihat keberadaan William pun melirik pria itu dengan tatapan tajamnya. William bukannya takut malah asik selonjoran sembari tersenyum menyeringai kearah Dexter.

My Cold Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang