*****
Yoora terbangun, dan mendapati dirinya tengah berbaring di bangsal rumah sakit. Ia mencoba untuk duduk sehingga kepalanya bisa bersandar pada kepala ranjang. Sembari memengangi kepalanya yang sedikit berdenyut.
Ceklek!
Pintu terbuka menampilkan sosok Dexter datang bersama seorang pria.Taklain adalah dokter yang sempat memeriksanya sewaktu dirumah. Mungkin dia dokter pribadinya Dexter. Pikir Yoora.
"Hallo nyonya Dexter, senang bisa bertemu denganmu lagi."sapa pria itu tersenyum hangat pada Yoora.
"Ah ya senang bisa bertemu denganmu juga, dokter...? "balas Yoora tak kalah ramah.
"Panggil saja Derick tak perlu memakai Dokter. Kau sudah ku anggap seperti kakak iparku sendiri"ujarnya lagi-lagi tersenyum manis.
"Mmh baiklah"balas Yoora tampak canggung berbicara pada Derick. Mengingat pertemuan pertama mereka waktu itu tidak terlalu baik.
"Nanti saja bicaranya! Cepat periksa dia!"sahut Dexter dingin. Mendengar pembicaraan hangat kedua orang ini membuat dia kesal sendiri.
Derick dan Yoora serempak menoleh pada Dexter.
"Kakak ipar, kenapa wajahnya terlihat sangat kesal"sahut Leon melirik ke arah Yoora meminta pendapat gadis itu."Ntahlah, aku kurang tau"timpal Yoora menggeleng dengan polosnya. Dia memang tak tau kenapa pria itu terlihat sangat kesal.
"Astaga! Apa jangan-jangan kau cemburu padaku karena kakak ipar?!"heboh Derick menatap Yoora dan Dexter bergantian.
Sementara Yoora gadis itu tampak tak percaya jika pria itu sedang cemburu. Tidak mungkin, bukankah pria gay tidak menyukai perempuan. Tapi barusan Derick mengatakan jika pria itu sedang cemburu. Itu artinya dia cemburu padaku. Atau mungkin dia cemburu pada Derick???!!!!
Mungkinkah jika Dexter menyukai Derick??? Mungkin saja, dia kan Gay bisa saja dia menyukai teman nya sendiri. Yoora merasa hatinya teriris, harga dirinya sebagai seorang perempuan tercoreng. Dia harus bersaing dengan seorang laki-laki. Bukan wanita melainkan laki-laki garis bawahi. Itu sangat tidak normal. Oh ya tuhan bantu dia menemukan takdir yang indah.
Gadis itu hanya tertawa miris menanggapi perkataan Derick.
"Sudah ku bilang nanti saja bicaranya. Kau tidak mengerti kata-kata ku?" sahut Dexter menatap Derick tajam. Pria itu menciut jika sudah mendapat tatapan tajam dari Dexter. Dia seperti mendapat tatapan membunuh. Meskipun sudah mengenal lama tapi tetap saja sifat Dexter tidak mau berubah sejak dulu.
"Baiklah-baiklah akan ku periksa"ujar Derick bergegas mendekati ranjang Yoora. Lalu menempelkan benda yang tersampir di pundaknya pada bagian dada.
"Tubuhnya sudah jauh membaik dari sebelumnya. Dan Jika sakit kepala yang dia rasakan masih ada, itu karena efek membiarkan perutnya terus kosong. Tapi jangan khawatir aku sudah memasukan nutrisi pada tubuhnya. Sementara kakak ipar tidak akan merasakan nyeri lagi pada lambung nya. Untuk itu, aku sudah menyuruh suster agar membawakan bubur juga obat penghilang sakit kepala. Nutrisi saja tidak cukup, jadi kakak ipar harus makan sesuatu agar lambungmu itu tidak terlalu kosong"jelas Derick memberitahukan kondisi Yoora.
Sedangkan Dexter mendecak tidak suka, saat Derick begitu perhatian pada istrinya. Baiklah api cemburu bisa membuat siapa saja menjadi bodoh. Termasuk Dexter, pria itu tidak berpikir bahwa tugas Derick memanglah seperti itu.
"Thankyou Derick, sudah mau merawatku dengan baik"sahut Yoora dibarengi senyuman tulus.
Senyuman itu berhasil membuat Leon terpana, baru kali ini dia melihat senyuman seindah ini pada seorang gadis. Dia terpana pada kakak iparnya sendiri. Matilah Derick jika Dexter mengetahui bahwa ia terpesona pada istrinya.