*****
Yoora hendak memberontak namun lengan pria itu terlalu kuat mencengkram pinggangnya. Sehingga Tidak membiarkan gadis itu bisa kabur. Yoora mulai gugup sendiri, bahaya jika pria itu sudah mengeluarkan sisi lain dari dirinya sendiri. Seperti sekarang ini, entah kesambet jin apa Dexter bisa seagresif ini.
Dexter menatap dalam Yoora seolah menuntut jawaban dari gadis itu yang tak kunjung bersuara.
"K-karena sudah aku buktikan sendiri" ucap Yoora tergagap."Bukti yang mana?"
"Hari dimana aku pernah berusaha menggodamu, lalu reaksi yang kau tunjukan kepadaku saat itu membuktikan bahwa kau memang gay"jelas Yoora mulai mengontrol hatinya agar tidak terus-menerus jedag-jedug.
Dexter yang mendengar hal itupun lantas tersenyum miring. Dan itu mampu membuat Yoora bergidik ngeri.
"Kumohon lepaskan. Aku harus pergi sebelum ada yang datang"desak Yoora terus memberontak dalam pangkuan Dexter.
Tanpa disadari oleh Yoora, gerakannya itu berhasil membangunkan adik Dexter yang terus bergejolak meminta keluar. Dexter sampai menahan nafasnya kala gerakan Yoora malah semakin keras. Matanya merem melek serta bibir yang terus merapat.
"Diamlah! jika kau terus memberontak seperti ini. Tanggung akibatnya, karenamu adikku bangun"desisnya tak tahan sambil menggigit bibir bawahnya.
Yoora terkejut mendengar perkataan Dexter barusan. Ia tidak salah dengar? Baru saja pria itu mengatakan jika dirinya sudah membuat pria itu bergairah? Itu artinyaaaa?
"Kau sudah normal????!!!"pekik Yoora sambil menangkup kedua pipi pria itu. Seraya jingkrak-jingkrak lalu kedua tangannya beralih memeluk leher Dexter.
"Akirnya kau normal jugaa... Aaaaa aku sangat bahagia!!!"seru Yoora heboh.
"Sudah ku bilang berhenti bergerak! Atau kau ku makan sekarang juga"cerca Dexter yang sudah tak tahan dengan kelakuan wanita ini. Bukannya berhenti bergerak, gadis ini malah semakin tidak bisa diam.
Tangan Dexter semakin erat memeluk pinggang Yoora, kepala mereka menyatu lebih tepatnya lengan sebelah Dexter yang mendorong kepala gadis itu untuk lebih maju. Hidung mereka bahkan sudah menempel. Dan bibir mereka perlahan ikut bergerak maju bagaikan slowmotion.
Perlahan tapi pasti bibir merekapun menempel, dan Dexter lah yang lebih dulu melumat bibir Yoora. Yoora sempat terkesiap tapi taklama ia pun langsung membalas permainan Dexter yang mengajaknya bertarung lidah di dalam mulut Yoora.
Mata mereka sama-sama terpejam menikmati sensasi yang luar biasa. Mengingat Dexter lah yang memulai ini semua. Ada perasaan bahagia dilubuk hatinya.
Lama bergulat lidah, gairah mereka pun semakin kesini semakin memuncak. Dexter sampai mengangkat tubuh Yoora supaya bisa mendapatkan sensasi yang meronta-ronta meminta lebih. Dexter membawa Yoora ke Sofa lalu membaringkan Yoora di sofa tak jauh dari kursi kebesarannya. Tentunya tanpa melepaskan pangutan mereka. Dexter menindih Yoora di bawah, namun ia masih menyeimbangkan tubuhnya agar tidak memberatkan gadis itu.
"Mmmh"desahan Yoora terdengar untuk yang pertama kalinya. Sial, mengapa jadi dia yang pertama mengeluarkan suara menjijikan ini batin Yoora berteriak. Tanpa disadari Dexter tertawa dalam hati.
Yoora tampak tidak menghiraukan hal itu lagi, yang jelas sekarang dia sedang sibuk melepaskan kancing kemeja Dexter satu persatu. Tangannya yang lihai dan lincah itu berhasil membuka seluruh kain yang menempel di tubuh pria itu. SeHingga tubuh Dexter saat ini setengah polos dibagian atas. Yoora yang sudah gatal ingin menyentuh otot perut suaminya pun langsung terulur mengelus ototnya lalu mengabsen ada berapa tingkat otot yang dimiliki Dexter. Ternyata ada 8 kotak yang terukir disana.