#MHG3

1.2K 31 0
                                    

****

Yoora menatap cermin di depannya, seorang wanita tengah berdiri dengan di baluti gaun putih mewah namun elegant, gaun itu memperlihatkan tubuh ramping nya. Terdapat bunga berwarna putih yang juga ikut melekat di dekat rambut nya. Sepatu senada berwarna putih serta polesan make up yang tidak terlalu tebal, semakin menambah kesan anggun pada dirinya.

Tepatnya hari ini, Yoora baru saja melepas masa lajangnya. Senyum miring menghiasi wajah gadis itu. Takdir apa yang harus dia jalani. Apakah takdir sedang membawanya ke puncak bahagia atau sebaliknya?
Jika memang takdir berkata, apa yang bisa dia perbuat.

Setelah berperang dengan pikirannya sendiri dan sempat berselisih panjang bersama kedua orangtuanya. Yoora merasakan hatinya seketika sakit kala mereka yang ia sayangi memohon-mohon padanya. Disaat itu juga dadanya bergemuruh, sesak yang ia rasakan. Dan dengan berat hati, Yoora mengatakan jika ia sanggup menerima perjodohan ini. Ia tidak kuasa jika harus melihat wajah frustasi mereka yang terus menghantuinya.

"Semangat! Aku percaya takdir, dia tidak mungkin membuatku merasakan sakit"
Senyum manis sekarang menghiasi wajah Yoora. Gadis itu berusaha menyemangati dirinya sendiri. Walaupun jauh dari lubuk hatinya ia merasakan hancur yang mendalam.

Sebuah ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
"Sayang? Ayo keluar, para tamu dan suami mu sudah menunggu"muncul dari balik pintu Emira yang menggunakan gaun putih. Wajah cantik Yoora sepertinya menurun dari Emira. Dia terlihat sangat cantik walaupun hanya polesan make up yang natural.

Yoora berusaha tersenyum.
"Aku akan pergi"

"Ayo bunda antar ke bawah"ujar Emira berjalan menghampiri putrinya.

"Putriku sangat cantik, persis waktu bunda muda dulu"timpalnya. Mengusap lembut lengan Yoora.

"Bunda bisa aja"ucap Yoora di ikuti kekehan.

Kekehan yang di dengar Emira berbeda,melainkan ia mendengar kekehan Yoora terdengar seperti dipaksakan.

"Meskipun bunda tau, kau hanya terpaksa melakukan ini. Tapi bunda yakin, jika inilah takdir terbaik dari tuhan"

"Sekarang kau harus patuh pada suami mu, jangan pernah membantah apapun yang dia perintahkan. Jika suatu saat rumah tangga kalian ditimpa masalah ataupun pertengkaran. Selesaikan lah dengan kepala dingin. Jangan sampai emosi menyelimuti kalian. Ego kalian harus sedikit turun jika salah satu dari kalian mempunyai ego yang tinggi maka salah satunya harus mengalah. Itulah kehidupan rumah tangga"

"Jika pernikahan ini awalnya didasari keterpaksaan. Maka kelak penikahan kalian akan di penuhi banyak cinta. Percayalah" itulah pesan-pesan yang ingin ia sampaikan pada putrinya.

"Bagaimana jika itu tidak terjadi"sahut Yoora.

Emira tersenyum mendengar sahutan putrinya.
"Kalau begitu salah satu dari kalian harus ada yang berani maju, demi mempertahankan rumah tangga kalian. Buat dia jatuh cinta, sehingga dia tidak bisa hidup tanpa adanya satu sama lain. Ingat pernihakan terjadi satu kali seumur hidup! Apapun rintangannya kalian harus bisa bertahan"ucap Emira merangkul pundak Yoora. Menarik gadis itu supaya berjalan menuju bawah.

"Sebentar bunda, aku harus tarik nafas dulu"sahut Yoora.

Emira lagi-lagi tersenyum, dia paham jika putrinya ini sedang gugup.

"Tenanglah bunda di sampingmu, jangan khawatir, anggap mereka tidak ada. Anggap hanya ada suami mu saja disana"

"Bunda aku serius! "cibir Yoora. Ia malah mendengar nada ejekan dari bundanya. Entah kenapa ia sangat gugup sekarang, padahal dia sudah sering menjadi pusat perhatian semua orang. Tapi kali ini rasanya berbeda. Apa mungkin sebab pernikahan yang akan ia lakukan, maka auranya terasa berbeda.

My Cold Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang