*****
Satu bulan berlalu, tapi sikap Dexter pada Yoora masih saja dingin. Gadis itu masih terus berusaha menggoda Dexter, namun bukannya semakin dekat. Justru pria itu malah memilih semakin menjauh saja. Seperti hal nya sekarang, Dexter pulang larut malam sekali. Entah disengaja atau bagaimana, tapi Yoora merasa pria itu terlihat berusaha menghindari dirinya akhir-akhir ini.
Yoora juga bingung, ia tidak tau harus bagaimana lagi dalam mempertahankan masalah rumah tangganya yang kian hari malah semakin renggang. Prinsip Yoora dalam hidup ialah hanya menikah satu kali seumur hidup. Meskipun pernikahan yang ia jalani sekarang bukanlah kemauannya sendiri.
Pikirannya terus berkecamuk, bagaimana cara merubah orientasi seksual suaminya. Ditambah sikap dingin pria itu. Yoora cukup frustasi dibuatnya.
Tiba-tiba saja saat Yoora hendak memejamkan matanya. Terdengar suara pintu yang di buka. Itu pasti Dexter. Tebak Yoora dalam hati.
Pria itu terlihat berjalan dengan cara mengendap-endap. Tidak ingin membangunkan Yoora yang sedang tidur.
"Kau sudah pulang?"sahut Yoora terbangun.
Dexter tampak tersentak kaget. Karena Ia mengira jika gadis itu sudah tertidur.
"Apa aku membangunkanmu"Keadaan di dalam kamar memang cukup remang, hanya di terangi oleh sinar bulan dari jendela saja. Namun Yoora dapat melihat jelas, ketika Dexter berdiri di atas pantulan sinar bulan. Pria itu pulang dengan keadaan kacau. Rambut berantakan, kancing kemeja terbuka, jasnya ia sampirkan di sebelah tangan kanannya.
"Tidak, kebetulan aku masih belum ngantuk"timpal Yoora seadanya.
Dexter hanya mengangguk, kemudian berjalan pergi menuju lemari.
"Mau ku siapkan air hangat?"tawar Yoora.
"Tidak perlu, aku akan tidur di kamar sebelah"
Yoora merasa hatinya sedikit teriris. Dexter lagi dan lagi menunjukan sikap dinginnya.
Gadis itu terlihat menghembuskan nafasnya.
"Baiklah"Saat hendak melangkah pergi keluar dari dalam kamar. Tiba-tiba saja Yoora menubruk tubuh Dexter dari belakang. Melingkarkan tangannya di pinggang pria itu.
"Setiap kali aku berdekatan denganmu, jantung ku terus saja berdetak. Apakah kaupun merasakan hal yang sama? Tidak apa-apa walaupun hanya sedikit , katakan saja padaku" cicit Yoora.
Dexter hanya diam mematung tidak menjawab pertanyaan gadis itu.
"Entah sejak kapan sepertinya aku memang menyukaimu" mungkin dengan dia menyatakan perasaanya. Dexter bisa mengerti.
"Tapi aku tidak menyukaimu"
Deg.
Diluar dugaan, Dexter justru malah mengeluarkan kata-kata yang dapat menyakiti perasaannya. Yoora diam membeku, antara sedih, sakit, menyesal karena sudah berkata jujur. Tapi buru-buru Yoora bersikap setegar mungkin. Dexter masih membutuhkan waktu untuk menerima dirinya. Pikir Yoora.
"Tidak apa-apa. Aku mengerti" ucap Yoora memberikan seulas senyum sembari melepaskan tangannya pada pinggang Dexter.
Dexter tidak mengetahui raut wajah gadis itu seprti apa karena posisinya yang membelakangi Yoora. Setelah itu Dexter memilih pergi tanpa mengatakan sepatah katapun. Jangankan berbicara menoleh saja tidak.
Yoora meratapi kepergian Dexter dengan nanar. Gadis itu mencoba menenangkan hatinya yang sakit. Menahan airmata yang berusaha menorobos keluar. Pertama kali nya Yoora patah hati karena seorang pria. Di tolak dan di campakan seperti ini. Mengapa giliran ada pria yang dia sukai, pria itu malah menolaknya dengan sangat kejam.
