*****
Hawa diruangan Yoora saat ini terasa sedikit panas, padahal AC di sini masih menyala. Yoora melirik kearah dua pria yang asik melemparkan tatapan mautnya masing-masing. Tepatnya tak jauh dari meja kerja nya. Mereka sedang duduk bersebrangan. Sebenarnya hanya Dexterlah yang mengibarkan bendera perang. Sedangkan William tampak santai-santai saja.
Yoora menggaruk kepalanya tak gatal, kala Dexter terlihat sangat tidak nyaman dengan keberadaan William itu. Namun apa daya Yoora tidak tau lagi harus berbuat seperti apa.
Tak selang beberapa lama, Yoora tampak beranjak dari kursi kebesarannya. Menghampiri kedua pria itu.
"Kalian ingin sesuatu? Minuman?. Ya Kalian pasti sangat kehausan kan. Apalagi Dexter. Sebentar aku suruh seseorang untuk membawakan minuman kesini"tawar Yoora lalu melangkah keluar berniat memanggilkan seseorang untuk membawakan minuman untuknya. Tidak mungkin ia menyuruh Marry, kalian tau sendiri kan dia sedang sibuk mengurus perihal artikel itu.Setelah berpesan kepada salah satu staff di kantornya. Yoora kembali ke dalam, dan duduk di tengah kedua pria ini yang bersebrangan. Aura yang di keluarkan Dexter mampu membuat Yoora bergidik.
"Yoora bagaimana kalau besok kita bertemu? Lagi pula sudah lama kita tidak nongki"sahut William memecah keheningan.
Yoora meringis mendengarnya, astaga William sangat bodoh. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu didepan Dexter. Meskipun wajah pria itu terlihat sangat datar. Namun dia masih bisa merasakan hawa panas darinya.
"Berhenti bersikap bodoh William, kau tidak lihat situasi sekarang tidak memungkinkan kita melakukan hal itu"ujar Yoora sembari menggertakan giginya agar William berhenti berbicara omong kosong.
"CK, apa salah nya dengan artikel itu. Toh kita cukup serasi kok"decaknya. Lagi dan lagi hampir membuat Yoora frustasi.
"Berhenti bicara omong kosong, William!" Ketus Yoora karena sudah tak tahan.
Taklama seorang wanita datang membawakan dua gelas minuman ke dalam ruangan Yoora.
Wanita itu lalu menghampiri ke arah meja mereka. Membungkuk lalu menaruh minuman itu ke atas meja. Saat giliran Dexter wanita itu tertegun sesaat, merasa terhipnotis oleh ketampanan yang di miliki Dexter. Meskipun William sama tampannya namun Dexter lebih unggul 1.
Seakan tersadar wanita itu kemudian dengan cepat menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Menoleh ke arah Dexter dengan sedikit malu-malu.
"Apa ada lagi yang tuan inginkan?"ucapnya, berbicara dengan selembut mungkin.
"Tidak ada! Kau boleh pergi sekarang!" Bukan Dexter melainkan Yoora. Dexter Sampai tersentak kaget mendapati Gadis itu tiba-tiba saja sudah ada di sampingnya.
Sebelum staff wanita itu pergi, Yoora sempat melayangkan tatapan tajamnya pada wanita itu. Yoora tampak mencibikan bibirnya kesal, dimana-mana selalu saja bertemu calon pelakor.
Dexter mengukir seulas senyum geli, namun tipis tidak terlihat. Bahkan Yoora saja tidak sadar jika Dexter tersenyum.
Yoora hendak bergelayut di lengan Dexter. Namun tangannya segera ia tarik kembali. Ketika teringat bahwa William masih ada disini memperhatikan mereka.
"Mengapa diam saja, ayo minum"ucap Yoora sambil meriah satu gelas lalu menyodorkannya pada Dexter. Pria itu dengan senang hati langsung menerimanya. Rasa cemburunya pada William seketika sirna setelah melihat gadis itu cemburu karena ulah staff nya sendiri.
"Kenapa aku tidak di sodorkan gelas juga? Seperti Dexter?"sahut William. Melihat Yoora pilih kasih antara dirinya dan Dexter.
"Itu karena dia masih menjadi rekanku"jawab Yoora seadanya.