#MHG7

1K 32 4
                                    

***

Dexter pulang larut malam, waktu menunjukan pukul 11.00. Setelah meeting ini dan itu, menyelesaikan berbagai masalah pada proyeknya yang rencananya nanti akan dia bangun. Namun ternyata ada sedikit kendala yang mengharuskannya lembur membereskan semuanya sampai ke akar.

Pria itu berjalan melangkah menuju pintu rumah, menyampirkan jas hitam nya di lengan kanan. Memijit pelipis yang tiba-tiba berdenyut nyeri. Ia juga merasakan suhu badannya kian menurun,

Menatap sekiling rumah yang gelap pertanda bahwa sang tuan rumah sudah tertidur. Dexter melangkah ke lantai atas menuju kamarnya.

Matanya mengernyit mendapati sosok Yoora sedang tertidur di atas kasurnya. Bukankah dia sudah menyuruh gadis itu untuk pisah kamar. Tapi mengapa gadis ini malah tertidur di kamarnya.

Gadis keras kepala batin Dexter.

Ia melangkah menuju kamar mandi untuk sekedar membersihkan badannya.

Tidak membutuhkan waktu lama, Dexter keluar dari kamar mandi menggunakan piyama tidur. Pria itu berjalan menuju ke arah sopa tak jauh dari ranjang tidurnya. Membaringkan tubuhnya di atas sopa. Melipat satu tangan guna menutupi wajahnya.

Melirik ke arah samping tempat tidur sebentar, tepatnya ke arah Yoora yang sedang tertidur memunggungi dirinya. Apakah dia marah?

Dexter tampak menggeleng, ia sama sekali tidak peduli pada gadis itu. Mau marah ataupun tidak. Itu bukan urusannya. Lebih baik ia tidur dari pada memikirkan gadis itu. Pusing dikepalanya malah makin bertambah.

Waktu terus berjalan hingga pada pukul 2 malam. Yoora terbangun oleh getaran ditubuhnya. Entah gerakan dari mana, tapi perlahan Yoora berusaha membuka kedua matanya. Sesaat kemudian, gadis itu tampak terkejut setelah sadar jika tubuhnya di lilit oleh lengan kekar seseorang. Lalu melirik kearah samping, hingga ia mendapati wajah suaminya yang sedang menggigil menggerutukan giginya. Yoora bernafas lega, hampir saja ia mendorong tubuh pria itu.

Yoora mengernyit heran, mengapa pria itu tampak kedinginan sambil terus merapatkan tubuhnya pada Yoora. Lantas tangannya terangkat guna mengecek suhu badan Dexter. Yoora terperanjat saat di rasa suhu tubuh pria itu panas. Bahkan ia masih bisa merasakan tangannya yang hangat setelah menyentuh dahi Dexter.

Tidak tau harus bagaimana, Yoora terlihat linglung sekaligus khawatir. Jam segini dokter mana yang masih buka. Gadis itu tampak melepas pelukan tangan Dexter dipinggangnya. Kemudian turun dari ranjang menuju dapur. Mengambil wadah serta kain basah. Setelah itu kembali naik kelantai atas.

Mencelupkan kain basah pada wadah yang berisikan air sedikit di peras lalu ia tempelkan pada dahi pria itu. Ini Sudah beberapa menit suhu tubuh pria itu tidak mau turun. Yoora sudah kehabisan akal. Ia juga sudah beberapa kali menempelkan kain basah itu namun tidak berefek apapun.

"Eungh... "lenguh Dexter terdengar lemah.

Yoora menatap wajah lemah tidak berdaya suaminya dengan tak tega. Wajah yang biasa dingin, tegas, dan tajam. Sekarang terlihat begitu memilukan. Yoora tidak tau lagi harus melakukan apa.

"Aish... Kenapa otakku tidak mau bekerja" Yoora merutuki dirinya sendiri. Disituasi seperti ini otaknya sama sekali tidak mampu berfikir.

Gadis itu terus berjalan kesana kemari sambil menatap wajah suaminya yang terus merintih dengan gusar. Sekali lagi Yoora ingin memastikan apakah suhu tubuhnya sudah turun. Namun di cekal oleh tangan kekar Dexter. Kemudian mendorong tubuh Yoora supaya berbaring disampingnya. Menarik tubuh gadis itu kedalam pelukannya.

Yoora dapat merasakan deru nafas hangat suaminya menyapu lehernya. Dengan ragu-ragu ia membalas pelukan Dexter. Pria itu semakin merapatkan tubuhnya pada Yoora. Menyembunyikan kepalanya diceruk leher gadis itu.

My Cold Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang