08

82.6K 8.5K 120
                                    

Sreett...!

Srett...!

Tangan kecil yang terlihat luwes bergerak di atas kertas putih besar yang di letakkan di sebuah standing/easel. Senyum manis terukir indah, suara coretan dari pensil yang bergesek membuatnya nyaman.

Lukisan wajah dua orang anak yang tengah tertawa bahagia, meskipun tak terlihat rapih dan bagus untuk anak seusianya gambar itu sudah dikatakan sangat bagus. Jenius, mungkin kata itu pantas tersemat untuknya.

Tok.. tok..!

"Tuan muda, makan siang sudah siap!"

Kepala kecil itu menoleh cepat "iya!" Bergegas menutup lukisan wajah itu dengan kain.

Sesampainya di lantai bawah di meja makan sudah terdapat seluruh keluarganya. Kepalanya menunduk dengan raut wajah dingin, cuek.

"Alister!"

Deg!

Tubuh kecilnya mengejat, "ya Mommy?"

"Aku dengar kau membolos les piano kemarin?" Tatapan matanya tajam menusuk, "kenapa?"

"A-aku lelah."

"Kau aku hukum!! Tidak boleh keluar sampai kau menyelesaikan perkalian 1-10 di tulis di buku dan serahkan pada nanny!" Final sudah ucapannya.

Alister, anak itu hanya mampu mengangguk kecil "baik Mommy."

Di depannya, kakak kembarnya menatap sang adik dengan iba. Sementara pria dewasa di sana menghela napas, "Sonya, apakah kau tidak terlalu keras pada Alister?"

Sonya menyuapkan daging ke dalam mulutnya "ini kulakukan untuk anak-anak kita. Mau jadi apa mereka jika kerjaannya hanya main tak jelas!"

"Wajar Sonya... mereka masih 5 tahun. Berilah mereka libur beberapa hari, Agister dan Alister terlalu kau tekan itu tidak baik."

Trang!!

Sendok di banting kencang, "urusan pendidikan anak-anak biar aku yang urus. Lebih baik kau tidak usah ikut campur dengan pendidikan yang ku berikan pada mereka!!"

Sonya pergi dengan perasaan dongkol, lagi-lagi mereka bertengkar.

"Maafkan Daddy anak-anak."

***

"Alister!"

"Kau mau ke mana?"

Alister berbalik "sstt kak jangan berisik!"

"Ku tanya kau mau ke mana?" Tanya lagi Agister.

Melihat kembaran nya yang terlihat mengendap-ngendap keluar membuat Agister cemas. "Kau mau kabur lagi? Bagaimana jika Mommy tau, kau akan di hukum lagi!"

"Aku mau bertemu seseorang, sebelum Mommy pulang aku pasti sudah kembali."

Agister menggeram menarik tangan Alister "tidak!! Mommy akan menghukum mu lebih dari ini, aku tidak mau itu terjadi!"

"Kakak, aku akan kembali sebelum Mommy pulang!"

Melihat Agister yang tak lagi menahannya Alister bergegas pergi lewat pintu belakang.

"Ugh! Anak itu."

"Kembalilah sebelum Mommy pulang, Alister!"

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore dan Alister belum juga pulang, Agister cemas, sangat cemas. Mommy akan pulang sebentar lagi-

"Alister pulang lah cepat!"

Agister berbalik namun sebelum itu Alister datang dan langsung menubruk tubuhnya "hehe, aku kembali sebelum Mommy pulang kan?"

"Kau!" Agister merengut kesal dan memukul adiknya "kau membuat ku takut."

Mereka pun berjalan ke arah kamar Alister, si kembar memang memiliki kamar yang berbeda.

"Duduklah!"

Agister menurut, "kau membawa apa?"

Alister tersenyum mengeluarkan beberapa kue kering dan cupcake dari kantong kecil yang sempat dibawanya. Mata Agister berbinar namun cepat berganti penuh selidik, "kau mencurinya?!"

"Sembarangan!!"

"Lalu?"

"Dari teman ku, makan lah." Alister dengan lahap memakan kue kering itu namun tidak dengan Agister. "Ck, makan!"

Agister melotot saat Alister cepat menyumpal mulutnya dengan satu cupcake. "Bagaimana? Enak kan?"

Dengan ogah-ogahan Agister mengakui, "terima kasih."

"Sama-sama!!"

Tbc.

The Way to Protect the Lovable SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang