Drap!
Drap!
Drap!
Derap langkah menggema di sebuah unit salah satu apartemen, kaki kecilnya berlari dengan penuh semangat.
"Selamat pagi Mama!"
Tangan mungilnya melingkar erat di kaki jenjang Aysel yang tengah menyiapkan sarapan. Aysel tersenyum hangat dan berjongkok "pagi juga kesayangan Mama."
Kecupan manis di pagi hari membuat anak laki-laki itu berbinar cerah.
"Ayo Mama bantu kamu duduk."
"No!" Zadkiel, atau akrab di panggil Kiel kini menjadi anak laki-laki yang terlalu aktif dan pintar di usianya yang belum menginjak 5 tahun.
"Kiel bisa sendiri."
Aysel tersenyum memperhatikan bagaimana cara anak itu naik ke atas kursi.
"Pinternya~" rambut halus lembut itu di usak gemas.
"Hihihi."
Sekitar 1 tahun lalu Aysel memutuskan untuk pindah ke sebuah unit apartemen dan meninggalkan tempatnya dulu. Itu ia lakukan bukan tanpa alasan, setelah memiliki penghasilan tetap dan keadaan ekonomi yang mulai stabil dari toko roti yang di miliki nya sejak 3 tahun lalu, Aysel hanya ingin putranya tinggal di tempat yang setidaknya nyaman untuk tumbuh kembangnya.
Di lingkungannya dulu, Kiel selalu mendapat perundungan karena anak hasil di luar pernikahan. Meski anak itu tak pernah cerita, Aysel mengetahuinya saat Kiel pulang dari taman bermain dengan keadaan lutut terluka.
Bu Indira yang selalu membantu Aysel dan Kiel pun pindah sejak 2 tahun yang lalu, ikut bersama suaminya karena di pindah tugaskan ke kota sebelah.
Sering berjalannya waktu pun Aysel mulai mendapat ingatan asli dari pemilik tubuh.
"Mama!"
"Eh? Ya sayang?"
"Mama lamunin apa?"
Aysel menggeleng "bukan apa-apa, nah sekarang kamu sarapan bukankah kita akan piknik hari ini?"
"Piknik!!" Serunya riang.
***
Cuaca hari ini begitu mendukung, Aysel dan Kiel sudah berada di taman. Di bantu Kiel, Aysel menggelar karpet untuk mereka duduki.
"Waahh ternyata banyak orang juga ya!" Kata Kiel melihat begitu banyaknya orang yang juga sedang piknik di taman.
"Mama Mama Kiel mau bantu susun-susun!!"
Aysel tertawa kecil "lucunya anak Mama!"
Setelah membantu Aysel menyusun bekal mereka, Kiel berlari ke sana kemari sambil memainkan mobil remote control nya, Aysel selalu mengabadikan momen pertumbuhan anaknya kapanpun dan dimana pun dengan kamera ponsel.
Hingga Kiel terjatuh dan hal itu membuat Aysel cemas "Mama Kiel gak papa, Kiel strong!!"
Kiel berdiri terlihat wajahnya yang berlagak sok kuat, namun hal itu malah membuatnya lucu. Aysel mengakui bahwa perkembangan Kiel terbilang sangat cepat, bersyukur Kiel tidak memiliki masalah tentang kesehatannya.
"Mama-"
"Ya sayang."
"Emh... Kiel boleh minta beberapa roti sandwich nya?"
Aysel mengangkat tangannya membersihkan noda kotor pada wajah putranya "boleh, kalau Mama boleh tau buat siapa?"
Kiel mengangguk kencang lalu tangannya menunjuk seseorang yang tengah duduk sambil menunduk tak jauh dari tempat mereka, "gimana kalau Kiel bawa dia ke sini, kita makan sama-sama."
"Boleh?"
"Tentu sayang, sana ajak temannya."
Kiel lantas berlari Aysel melihat interaksi kedua anak itu saat anak itu menoleh ke arahnya Aysel melambaikan tangan, entah apa yang keduanya bicarakan tetapi tak lama Kiel menarik tangan bocah seumurannya itu ke arah Aysel.
"Halo!"
Anak itu menunduk "ha-halo!"
"Silahkan duduk para pangeran!"
Kiel terkikik mendengar candaan Mamanya, Aysel memberikan masing-masing dari mereka satu roti sandwich dan susu kotak.
"Makan yang banyak, kalau mau nambah boleh."
"Te-terima kasih tante."
Aysel tidak ingin bertanya pada anak itu apa yang dilakukannya di taman seperti ini sendirian, apalagi melihat wajah sembabnya yang Aysel yakini anak itu baru saja menangis.
Kiel anak yang ceria, terus berceloteh ria pada anak itu meskipun tak pernah di tanggapi.
"Nama a-aku Ali!"
"Nama yang bagus! Kalau tante Aysel-"
Melihat tatapan teduh Aysel entah mengapa membuat Ali bocah laki-laki itu menunduk "Ali mau lagi?" Aysel menyodorkan cupcake pada Ali.
"Mau!"
"Kiel juga mau Mama!"
"Ini untuk Kiel!"
"Yey!!"
Dan sore itu dihabiskan ketiganya bermain bersama dengan tawa riang yang mampu membuat siapapun tersentuh, begitupun Aysel memiliki kehidupan baru serta adanya Kiel di sisinya sangat merubah kehidupannya yang suram menjadi terang.
Kiel, adalah mentarinya sampai kapanpun Aysel tak ingin berpisah dengan anaknya.
Tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/319787946-288-k881185.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way to Protect the Lovable Son
Romance[COMPLETED] Menjadi ibu dari tokoh antagonis di masa depan? Awalnya Diandra tidak tau bahwa ia masuk ke dalam novel dan menjadi ibu dari tokoh antagonis. Karena nama Aysel tak pernah tertulis bahkan dia hanya di gambarkan sebagai sosok ibu kejam yan...